Senin 12 Jun 2023 07:57 WIB

Kerja Sama UMM-Gerakan Non Blok Beri Beasiswa Mahasiswa Asing

Ada lebih 100 negara yang tergabung dalam gerakan non blok.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Foto: Humas UMM
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjalin kerja sama dengan Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM-CSSTC). Kerja sama itu terjalin dengan adanya penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) pada 7 Juni lalu.

NAM CSSTC adalah organisasi antar-pemerintah yang biasa dikenal dengan gerakan non-blok. Banyak kerja sama yang dilakukan untuk mencapai misi dalam meningkatkan kapasitas termasuk kapasitas sumber daya manusia. Saat ini, ada lebih dari 100 negara yang tergabung di dalamnya.

Direktur NAM-CSSTC, Diar Nurbintoro menilai, UMM memiliki tujuan pasti dan terukur dalam mengembangkan pendidikan. Bukan hanya bagi mahasiswa Indonesia, tetapi juga para mahasiswa asing. Untuk alasan itulah, NAM-CSSTC memilih UMM untuk diajak kerja sama dalam pengembangan manusia.

Ia mengaku udah sejak lama mengetahui UMM karena perkembangannya sangat pesat. Ditambah lagi dengan adanya program Center of Excellence (CoE) yang inovatif dan bisa menjadi jawaban atas masalah sumber daya manusia. "Kami juga tentu akan turut berkontribusi untuk pengembangan program CoE ini,” ungkap Diar.

Pria yang pernah menjadi Duta Besar RI untuk Rumania itu juga menjelaskan fungsi NAM-CSST. Salah satunya adalah untuk memberikan pengembangan kapasitas gedung. Hal ini terutama bagi negara-negara yang tergabung di gerakan non-blok dan negara bagian selatan-selatan.

Salah satu cara yang dilakukan yakni dengan pemberian beasiswa kepada mahasiswa asing dari negara terkait yang berkuliah di Indonesia. Untuk saat ini, implementasi kerja sama dengan UMM masih terkait beasiswa. Harapan ke depannya, kerja sama ini bisa diperluas, baik pada aspek riset maupun penelitian.

Sementara itu, Kepala International Relations Office (IRO) UMM, Listiari Hendraningsih menjelaskan, kerja sama dengan gerakan non-blok tersebut difokuskan pada pemberian beasiswa S-2 kepada mahasiswa asing anggota non-blok yang berkuliah di UMM. Ada lebih dari 100 negara yang tergabung dalam gerakan non-blok, mulai negara dari benua Afrika, Amerika Latin, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.

Perempuan disapa Lis ini mengatakan, kerja sama tersebut akan dikembangkan di tingkat yang lebih besar. Hal ini terjadi dalam kolaborasi penelitian dan kontribusi besar untuk memberikan efek untuk kemajuan global.

Menurut dia, hal tersebut juga menjadi bukti nyata upaya internasionalisasi UMM. Kemudian meningkatkan kuantitas kerja sama dengan pihak-pihak internasional.

"Dan meningkatkan kualitas dalam mengimplementasikan kegiatan-kegiatan konkret dari kerja sama tersebut,” jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement