REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Jakarta berhasil meraih pendanaan pada kegiatan matching fund KEDAIREKA batch 1 gelombang tiga tahun 2023 untuk proposal berjudul Peningkatan Mutu Dan Pasar Diversifikasi Produk Berbasis Lebah Madu Dan Herbal, belum lama ini. Penelitian yang diketuai oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Prof Dr Tri Yuni Hendrawati ini akan menghasilkan produk jelly herbal dan obat kumur propolis bersama mitra CV Madu Apiari Mutiara.
Kepala LPPM UMJ Yuni Hendrawati, menuturkan bahwa proposal matching fund kedaireka ini merupakan hilirisasi research terkait permen jelly herbal dan obat kumur porpolis herbal sesuai dengan Skema A1 terkait kerja sama dan rencana bisnis yang telah disepakati oleh pihak komersialisasi produk, produk tersertifikasi, dan bukti produk telah siap untuk dipasarkan. Pelaksanaan penelitian ini akan menggabungkan 7 dosen UMJ dan Gunadarma serta melibatkan 30 mahasiswa S1/S2 prodi Teknik Kimia, Teknik Industri, Manajemen, Ilmu Gizi, dan Informatika Universitas Gunadarma sebagai tim pelaksanaan penelitian lebah madu dan herbal.
Keterlibatan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan matching fund kedaireka 2023 ini dilakukan sebagai peningkatan mutu studi lintas disiplin keilmuan sehingga membutuhkan kerja sama antara dosen dan mahasiswa untuk melancarkan rancangan bisnis yang akan dilaksanakan.
“Adanya matching fund ini kita mempunyai pemenuhan dengan IKU 1 terkait mahasiswa berkegiatan di luar kampus, IKU 3 karya dosen di hilirisasi dengan IKU 5 yang artinya dosen dan mahasiswa dituntut untuk tidak hanya dikampus saja,” ungkap Yuni, dalam keterangan tertulis, Selasa (13/6/2023).
Proses pelaksanaan pun dilakukan dengan membuat prototype formula, pengujian, produksi skala terbatas, hingga pemenuhan web site pemasaran yang semua itu merupakan implementasi dari merdeka belajar kampus merdeka. Lebih lanjut, Yuni mengatakan, sasaran utama dari hasil penelitian peningkatan mutu dan pasar diversifikasi produk lebah madu dan herbal ini adalah 20 karyawan dari mitra CV Madu Apriari Mutiara yang akan membuka outlet UMKM kebinaan dengan menjual produk herbal berupa permen jelly herbal, permen propolis, dan obat kumur propolis herbal.
“Kami juga memerlukan 25 Hak Kekayaan Intelektual (HKI) termasuk 5 di antaranya peluncuran media online untuk produk dan prototype sesuai dengan practice universitas, di mana matching fund ini merupakan kegiatan yang tidak hanya penelitian saja, melainkan sudah dihilirisasi dengan pengabdian masyarakat,” kata Yuni.
Tidak hanya itu, permen jelly herbal dengan permen jelly yang biasa dijual di pasaran pun memiliki banyak perbedaan. Di antaranya seperti pada pemanis buatan atau gula yang digunakan pada permen jelly biasa, sedangkan permen jelly herbal bahan dasar utamanya adalah rempah-rempah tradisional Indonesia seperti sereh, jahe, dan lain sebagainya.
“Tentu produk herbal ini juga akan diperjualbelikan di sekitar kampus UMJ dengan harapan bisa dijadikan souvenir khas UMJ jika ada kegiatan yang melibatkan tamu undangan dari luar UMJ,” ujar Yuni.
Yuni berharap dari hasil penelitian yang ia laksanakan bersama dengan tim dosen juga mahasiswa akan menjadi role model dalam proses pengembangan baik pada penelitian nasional maupun internasional. keterlibatan kerja sama tim kemdikbudristek pun diperlukan sehingga dampak dan manfaat dari hasil penelitian sesuai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) baik perguruan tinggi dan kemdikbudristek.
Selain Ketua LPPM UMJ, dosen Ilmu Administrasi Publik FISIP UMJ Dr Khaerul Umam, pun meraih pendanaan Matching fund kedaireka kemdikbudristek RI batch 1 gelombang 3 tahun 2023, dengan judul penelitian Penguatan Kelembagaan dan Guru dalam Membangun Madrasah/Sekolah/Pesantren Merdeka dari Perundungan dan Kekerasan Seksual di Yayasan Attaqwa yang bermitra dengan Yayasan Attaqwa.
Info kampus lebih lanjut: Universitas Muhammadiyah Jakarta