REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi menemukan, konsumsi alkohol yang berlebihan bisa menyebabkan disregulasi permanen neuron atau sel-sel otak pada remaja. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Neuropharmacology ini menunjukkan, paparan alkohol dalam jumlah banyak selama masa remaja, di mana otak berada di fase berkembang, bisa menyebabkan perubahan jangka panjang pada kemampuan otak untuk memberi sinyal dan berkomunikasi.
Hal ini berpotensi menjadi awal dari perubahan perilaku jangka panjang dan mengisyaratkan mekanisme perubahan kognitif yang diinduksi oleh alkohol pada manusia. “Apa yang kami lihat di sini adalah pesta minuman keras pada remaja membuat neuron keluar dari lintasan ini, mereka mungkin tidak dapat kembali, bahkan jika konsumsi alkohol berhenti,” kata Nikki Crowley, Asisten Profesor di bidang biologi dan teknik biomedis di Pennsylvania State University seperti dilansir dari The Siasat Daily, Selasa (13/6/2023).
Korteks prefrontal adalah wilayah otak utama untuk fungsi eksekutif, penilaian risiko, dan pengambilan keputusan. Menurut Crowley, korteks prefrontal tidak sepenuhnya terbentuk pada remaja dan masih terus berkembang pada manusia hingga sekitar usia 25 tahun. Gangguan pada perkembangannya pada anak muda mungkin memiliki konsekuensi serius dan jangka panjang.
"Pesta minuman keras merupakan masalah bagi semua orang dan harus dihindari, tetapi otak remaja tampaknya sangat rentan terhadap konsekuensinya selama beberapa dekade ke depan," kata Crowley.
Tim menggunakan model paparan etanol remaja pada tikus untuk memahami bagaimana populasi neuron yang berbeda di korteks, lapisan terluar otak, diubah oleh konsumsi alkohol. Peneliti memberi tikus akses ke alkohol selama periode 30 hari. Karena perkembangannya yang lebih cepat dan umurnya yang lebih pendek, hal ini sesuai dengan usia 11-18 tahun pada manusia.
Hasil penelitian menunjukkan, neuron somatostatin (hormon peptida yang mengendalikan sistem endokrin dan berpengaruh terhadap transmisi sinyal saraf dan perkembangan sel tubuh) tampaknya secara permanen mengalami disregulasi pada tikus yang pesta minuman keras, dibandingkan dengan tikus yang hanya diberi air selama masa perkembangan. Neuron-neuron tersebut lebih bersemangat, yang berarti mereka memberi sinyal terlalu banyak dan meredam aktivitas neuron-neuron kunci lainnya, hingga 30 hari setelah tikus berhenti minum alkohol saat tikus beranjak dewasa.
"Neuron memiliki lintasan perkembangan yang relatif tetap. Mereka harus mencapai tujuan dan menyelaraskan diri dengan 'pasangan' yang tepat selama periode perkembangan tertentu agar dapat berfungsi dengan baik," kata Crowley.