REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Jamaah haji perempuan tak perlu khawatir seandainya diluar dugaan pakaian ihramnya terkena najis. Petugas akan menyiapkan pengganti sementara sebelum jamaah sampai ke Makkah.
"Seperti halnya jamaah laki-laki kalau terjadi hal-hal yang diluar dugaan seperti terkena najis disiapkan baju pengganti karena ibadah lanjut di Makkah tidak boleh dikotori apalagi najis. Teman-teman di Bir Ali sudah menyiapkan pengganti untuk ibu-ibu, tapi penggantinya sifatnya sementara sebelum mereka sampai ke Makkah," ungkap Kasi Layanan Jamaah Lansia, Arif Nurrawi, Rabu (14/6/2023).
Arif mengungkap upaya tersebut merupakan bagian dari layanan yang diberikan kepada jamaah haji dengan melaksanakan kebijakan yang menjadi perhatian Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
"Dari tema penyelenggaraan haji tahun ini, ramah lansia dan berkeadilan, kita, pertama yang menjadi prioritas harus melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kebijakan bapak menteri yaitu bagaimana mengutamakan, melayani, dan melindungi para jamaah lebih Khusus jamaah lansia atau lanjut usia," paparnya.
Diungkapnya,jumlah jamaah haji lansia diketahui sebanyak sepertiga dari jamaah reguler secara keseluruhan. Karenanya, aktivitas jamaah haji harus benar-benar dipantau oleh seluruh petugas haji dari semua layanan.
"Jadi kami dari petugas layanan lansia berkoordinasi secara aktif, baik di daker maupun di sektor khususnya maupun kepada perangkat kelompok terbang (kloter) ketua kloter, pembimbing, dan tenaga kesehatan bahwa kita punya tugas yang sama untuk mengutamakan dan melindungi jamaah lansia" kata dia.
Khusus di Madinah, lanjutnya karena utamanya jamaah, secara khusus jamaah lansia ada yang melaksanakan ibadah Arbain, kemudian ada berziarah ke Masjid Quba, Qiblatain, Jabal Uhud dan juga yang ditunggu-tunggu oleh jamaah lansia adalah ke Raudhah. "Itu suatu angan, impian yang luar biasa dan ini harus kita pantau, kita kawal semaksimal mungkin sehingga ada perasaan di hati para jamaah, khususnya jamaah lansia ini rasa yang sangat puas ketika berada di Madinah," kata dia.
Arief berharap petugas PPIH ini setelah jamaah selesai dari Madinah ke Makkah untuk melanjutkan ibadah di Makkah dan Sampai nanti puncak haji Armuzna, semua yang dijalankan menjadi suatu kenikmatan yang luar biasa.
Khusus jemaah lansia, sesuai dengan surat edaran yang diampaikan kepada para ketua kelompok terbang (kloter), ketua rombongan (karom), ketua regu (karu), termasuk para jamaah melalui sosialisasi rutin dan masif, maka kepada jamaah lansia diprioritaskan untuk beribadah."Seperti selama di pemondokan di Madinah, mereka tidak perlu ke Nabawi dalam artian harian karena kondisi fisik sebab masih ada rukun wajib haji di Mekah yang harus diikuti," katanya.
Tentunya, lanjut dia, hal ini tidak mudah karena petugas harus bisa meyakinkan para jamaah lansia untuk tetap berada di pemondokan tapi ada waktu tertentu akan difasilitasi dengan kursi roda atau dengan dikawal sampai ke Nabawi dan itu tentunya perlu suatu perhatian khusus, termasuk ketika mereka akan bertolak ke Makkah.
"Mereka harus ambil miqat, niat di Bir Ali, dan tentunya khusus jamaah lansia, khususnya siang hari, karena panas mereka stay di bus, ambil niat, shalat sunah dua rakaat di situ," kata diam.
Kecuali malam hari, ada beberapa jamaah lansia itu pun jumlahnya sedikit karena mereka ingin masuk Masjid Bir Ali, karena angan-angan yang sudah lama." Luar biasa, itu pun alhamdulillah semua berkat kesigapan teman-temab dapat dilaksanakan dengan baik," kata dia.