"Bentuk anatomi saluran napas yang rumit dan sangat asimetris serta perilaku aliran yang kompleks di rongga hidung dan orofaring menyebabkan mikroplastik menyimpang dari jalur aliran dan mengendap di area tersebut," jelas Islam.
Sementara itu, kecepatan aliran, inersia partikel, dan anatomi asimetris memengaruhi deposisi secara keseluruhan. Itu dapat meningkatkan konsentrasi deposisi di rongga hidung dan area orofaring.
Kondisi pernapasan dan ukuran mikroplastik memengaruhi tingkat pengendapan mikroplastik secara keseluruhan di saluran napas. Semakin cepat udara dihirup, semakin sedikit mikroplastik yang tertimbun di saluran udara.
Mikroplastik dengan ukuran yang lebih besar lebih sering mengendap di saluran napas dibandingkan mikroplastik yang lebih kecil. Rekan penulis Profesor YuanTong Gu dari Queensland University menyebut studi ini menekankan perlunya kesadaran yang lebih besar akan keberadaan dan potensi dampak kesehatan dari mikroplastik di udara yang dihirup.