REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji yang menderita penyakit jantung atau yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, bisa menjalankan ibadah haji dengan lancar. Hal ini disampaikan Penanggung Jawab Medis Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dokter Muhaimin Munizu.
Muhaimin menyampaikan beberapa tips untuk jamaah haji. Pertama, bagi jamaah haji yang sudah dalam terapi penyakit jantung koroner atau gagal jantung, harus rutin dan tepat waktu mengonsumsi obat yang telah diberikan oleh dokter jantungnya.
"Jika dalam ibadah haji ini, jamaah haji kehabisan obat rutin dapat lapor kepada tenaga kesehatan kloternya (TKH). TKH dapat meminta obat rutin tersebut ke depo obat atau berkonsultasi dengan dokter spesialis di KKHI supaya jamaah bisa melanjutkan terapinya," ujar Muhaimin.
Tips kedua, hindari aktivitas fisik yang berat dan sesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Upayakan jamaah haji tidak kelelahan yang dapat memicu timbulnya serangan jantung. Salah satu cara yang disarankan, yaitu penggunaan kursi roda terutama pada jamaah haji yang memiliki gangguan jantung.
"Parameter kita jika jamaah haji di Indonesia sudah dilakukan pemeriksaan EKG dan terdeteksi memiliki penyakit jantung berat atau penyakit jantung koroner, maka aktivitasnya jangan sampai menimbulkan kelelahan yang mengakibatkan keluhan jantung yang sifatnya akut atau serangan jantung," ujar Muhaimin.
Muhaimin mengimbau jamaah haji minum sebelum haus. Untuk jamaah haji dengan gangguan jantung berat harus mematuhi takaran air yang dapat dikonsumsi sesuai anjuran dokter.
Tips selanjutnya, Muhaimin mengingatkan kepada seluruh jamaah haji untuk mengatur ritme atau pola aktivitas harian selama ibadah haji. Hal ini bertujuan agar jamaah haji tidak kelelahan dan bisa mempersiapkan diri lebih baik menjelang puncak ibadah haji atau prosesi Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
"Sekali lagi saya mengimbau jamaah haji agar mengatur ritme aktivitas sehari-hari agar tidak kelelahan dan dapat mempersiapkan diri lebih baik menjelang Armuzna," ujar Muhaimin.