REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Program Studi (Prodi) Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta melakukan pemantauan status gizi terhadap para pelajar di SMP Muhammadiyah 1 Minggir, Kabupaten Sleman, DIY.
Pemantauan gizi dilakukan untuk mencegah sekaligus mendeteksi dini stunting. Terlebih, di Kecamatan Minggir sendiri tercatat sebagai daerah dengan stunting tertinggi di Sleman pada 2023 yakni mencapai 15,16 persen berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman.
Ketua Prodi Gizi Unisa Yogyakarta, Agung Nugroho mengatakan, permasalahan gizi pada remaja sangat kompleks. Hal ini yang mendasari pihaknya melakukan pemantauan gizi terhadap pelajar SMP yang dimulai dari SMP Muhammadiyah 1 Minggir.
Pemantauan gizi pelajar SMP ini juga dilakukan berkoordinasi dengan Puskesmas Minggir, pada Senin (19/6/2023). Pemantauan gizi di SMP tersebut dilakukan kepada pelajar kelas VII.
Ke depannya, pemantauan gizi pada pelajar ini akan terus dilakukan secara rutin di sekolah-sekolah lainnya. Pemantauan rutin ini dalam rangka mencegah, mendeteksi dini, maupun menangani stunting, khususnya di Kabupaten Sleman, DIY.
"Semoga SMP Muhammadiyah 1 Minggir ini bisa menjadi percontohan kegiatan pemantauan status gizi secara rutin di Kabupaten Sleman," kata Agung.
Dijelaskan, pemantauan gizi ini dilakukan langsung oleh mahasiswa Prodi Gizi Unisa Yogyakarta menggunakan beberapa alat khusus dalam pengukuran gizi. Hasil dari pemantauan ini nantinya akan diolah menjadi data, kemudian akan dipaparkan dan diberikan kepada SMP Muhammadiyah 1 Minggir.
"Berikutnya hasil ini bisa digunakan juga sebagai dasar membuat kebijakan berbasis bukti di sekolah bersangkutan yang terkait dengan gizi dan perilaku kesehatan," jelasnya.