REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan kecemasan dan depresi merupakan dua masalah kesehatan mental yang paling umum di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berkaitan dengan hal ini, ahli mengimbau agar semua orang dewasa menjalani tes skrining untuk kecemasan dan depresi.
Berdasarkan data WHO, ada sekitar 301 juta orang di dunia yang hidup dengan gangguan kecemasan pada 2019. Mayoritas di antaranya merupakan orang dewasa, dan sekitar 58 juta lainnya adalah anak-anak dan remaja.
Pada tahun yang sama, WHO mengestimasikan ada sekitar 280 juta orang di dunia yang hidup dengan depresi. Sekitar 23 juta di antaranya adalah anak-anak dan remaja, lalu sisanya adalah orang dewasa.
Menurut survei yang dilakukan oleh American Psychiatric Association, tekanan emosional tampak mengalami peningkatan dalam beberapa tahun ke belakang. Menurut Centre for Addiction and Mental Health, stres yang berkepanjangan atau kronis bisa memicu dan memperburuk masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi.
Berkaitan dengan hal ini, Preventive Services Task Force di Amerika Serikat (USPSTF) merekomendasikan skrining kecemasan dan depresi pada orang dewasa, dengan rentang usia di bawah 65 tahun. Skrining ini perlu dilakukan meski orang-orang dewasa tersebut tampak tak menunjukkan gejala.
Rekomendasi ini didasarkan pada studi yang mereka lakukan dan telah dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association. Hasil studi ini menunjukkan bahwa skrining kecemasan dan depresi pada orang dewasa dapat memberikan manfaat.
USPSTF sebenarnya sudah memberikan rekomendasi kepada dokter untuk melakukan skrining depresi terhadap pasien mereka sejak 2002. Akan tetapi, ini merupakan kali pertama USPSTF memberikan rekomendasi serupa untuk skrining kecemasan.
Skrining kecemasan biasanya dilakukan melalui kuesioner saat pasien berkonsultasi ke dokter. Dari kuesioner ini, dokter dapat memantau seberapa sering pasien merasa kesal, mudah marah, merasa cemas berlebih, atau gelisah dalam kurun waktu dua pekan ke belakang.
Dari kuesioner ini, dokter dapat memberikan terapi gangguan kecemasan kepada pasien yang memerlukan. Terapi ini bisa sangat beragam, mulai dari pemberian obat hingga merujuk pasien ke dokter spesialis.
Menurut psikolog dari Cleveland Clinic, Chivonna Childs, skrining merupakan hal yang sangat penting karena gejala kecemasan dan depresi bisa tak terlihat jelas. Sering kali pasien dengan masalah kecemasan dan depresi datang ke dokter tanpa menunjukkan gejala seperti gemetar atau mengalami serangan panik.
"Sebagian besar orang tak menunjukkannya," ujar Childs, seperti dilansir NBC News pada Jumat (23/6).
Associate professor di bidang ilmu perilaku dan kejiwaan dari Duke University, dr Gary Maslow, mengatakan tes skrining bukanlah perangkat diagnostik. Akan tetapi, skrining bisa mengidentifikasi orang-orang yang memiliki kecenderungan terhadap gangguan kecemasan atau depresi.
"(Rekomendasi ini) merupakan sebuah langkah maju yang positif," ujar dr Maslow.
Orang dewasa juga dapat mewaspadai masalah kecemasan dengan mengenali beragam gejalanya. Berikut ini adalah beberapa gejala kecemasan yang patut diwaspadai, menurut Mayo Clinic:
1. Merasa gugup, gelisah, atau tegang
2. Merasa akan mengalami bahaya, kehancuran, atau kepanikan
3. Mengalami peningkatan detak jantung
4. Bernapas lebih cepat
5. Berkeringat
6. Gemetar
7. Merasa lemah atau lelah
8. Merasa sulit berkonsentrasi atau berpikir mengenai hal lain, selain kecemasan yang dirasakan
9. Mengalami kesulitan tidur
10. Mengalami masalah pencernaan
11. Merasa sulit mengontrol kecemasan
12. Memiliki dorongan untuk menjauhi hal-hal yang memicu kecemasan
Depresi juga dapat diwaspadai dengan cara mengenali gejalanya. Berikut ini adalah gejala-gejala depresi menurut Mayo Clinic:
1. Merasa sedih, ingin menangis, kosong, atau tak ada harapan
2. Bisa merasakan amarah yang meluap, mudah kesal, atau frustrasi akibat masalah yang kecil sekali pun
3. Hilang minat terhadap hal-hal yang sebelumnya disenangi, seperti hobi, olahraga, atau seks
4. Gangguan tidur, seperti sulit tidur atau tidur terlalu banyak
5. Lelah dan tak berenergi, bahkan sulit untuk melakukan hal yang sederhana
6. Penurunan nafsu makan dan berat badan atau peningkatan nafsu makan dan berat badan
7. Cemas, mudah marah, atau gelisah
8. Berpikir, bicara, dan bergerak dengan lambat
9. Merasa tak berharga atau bersalah
10. Sulit berpikir, berkonsentrasi, membuat keputusan, dan mengingat
11. Muncul pemikiran mengenai bunuh diri atau kematian yang sering, bahkan melakukan percobaan bunuh diri
12. Merasakan masalah fisik yang tak jelas sebabnya, seperti nyeri punggung atau sakit kepala.