REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sudah sepuluh tahun sejak Laila (24) merantau dari daerah asalnya Madura ke Kerten, Laweyan, Solo, untuk berjualan sate. Ia adalah sosok yang sudah tidak asing lagi bagi para suporter lantaran kerap menjual sate di luar pagar kawasan Stadion Manahan Solo.
Laila menceritakan bahwa sudah banyak sanak saudara juga yang merantau ke Solo. Namun, ia mengaku tak semuanya berjualan sate. "Pokok e saudara di sini semua," kata sembari melayani pembeli, Sabtu (24/6/2023).
Ia lantas mengaku sempat dikejar Satpol PP ketika menjajakan dagangannya. Namun, demi menghidupi sanak keluarga, Laila tetap berjualan. Menurutnya, lebih enak dulu untuk menjajakan dagangannya.
"Jualan sate udah lama di sini sebelum direvitalisasi. Nggak enak dioyak-oyak (dikejar kejar) Satpol PP, nggak aman. Mending dulu," katanya.
Laila mengatakan bahwa dirinya mempersiapkan dagangannya sejak pukul 15.00 WIB. Ia juga mengatakan jika Persis main di kandang jadi berkah tersendiri, apalagi jika laga tersebut dihadiri suporter.
"Pelanggan ada tambahan daripada hari-hari biasa. Kalau ga ada laga ya dari jam 3 sampai jam 7 malam jualan di kawasan Stadion Manahan, Kalau ada laga ya sampai malam kayak sekarang, tergantung laganya selesai jam berapa," ujar dia.
Selain itu, Laila mengungkapkan ia hanya mematok satenya dengan harga 15 ribu per porsi. Namun, jika pelanggan hanya mempunyai Rp 10 ribu ia tetap melayani.
"Satu porsi Rp 15 ribu, tapi manut yang beli. Kalau ditembung (diminta) berapa manut yg beli. Buatan sendiri," katanya mengakhiri.