Ahad 25 Jun 2023 11:50 WIB

Konser 'Renaissance' Beyoncé Disalahkan Atas Laju Inflasi di Swedia

Beyoncé tengah menggelar konser Renaissance yang dimulai di Swedia pada Mei lalu.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Penyanyi Beyonce tengah menggulirkan tur dunia Renaissance.
Foto: EPA-EFE/ETIENNE LAURENT
Penyanyi Beyonce tengah menggulirkan tur dunia Renaissance.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Beyoncé dianggap bertanggung jawab atas inflasi Swedia yang sangat tinggi. Tur dunia "

Renaissance" yang masih bergulir telah dimulai di National Arena di Stockholm pada 10 dan 11 Mei lalu, dengan penggemar terbang dari Amerika Serikat dan tempat lain di dunia untuk menyaksikannya.

Baca Juga

Sebagian penggemar memutuskan terbang ke Swedia karena harga di sana lebih rendah, sementara sebagian lagi berangkat didorong oleh kegembiraan. Menurut kepala ekonom Danske Bank di Swedia, Michael Grahn, lonjakan harga hotel dan biaya lain yang dibayarkan oleh penggemar menjadi alasan angka inflasi Swedia hanya turun kurang dari perkiraan 0,2 persen pada Mei.

"Mungkin semua itu tidak hanya tergantung padanya karena ada peristiwa lain yang terjadi, tetapi ketika Anda memikirkan apa penyebabnya, dia (konser Beyoncé) adalah tersangka utama," kata Grahn, dilansir NBC News, Ahad (25/6/2023).

Grahn mendengar bahwa sangat sulit bagi penggemar Beyoncé untuk mendapatkan akomodasi karena tarif hotel naik. Tingkat inflasi tahunan Swedia turun 0,2 persen dari April hingga Mei, yaitu dari 8,4 persen menjadi 8,2 persen, tidak termasuk biaya energi.

Statistik resmi menunjukkan penurunan yang lebih kecil dari yang diperkirakan para ekonom itu sebagian berkat pengeluaran yang lebih tinggi untuk hotel dan restoran selama Mei. Para Ekonom telah memperkirakan inflasi mencapai 7,8 persen pada Mei.

Grahn menjelaskan salah satu alasan belum mencapai target itu adalah masuknya penggemar Beyoncé dari luar negeri ke Swedia. Penggemar AS harus membayar hingga 900 dolar AS (sekitar Rp 13,5 juta) untuk tur Amerika, yang mendorong beberapa orang untuk mencari opsi lebih murah di Eropa.

"Mungkin saja ketika ada banyak permintaan asing yang masuk ke Swedia karena diantisipasi murah, tiket konser dan yang lainnya murah untuk orang asing, itu dapat berkontribusi untuk menaikkan harga," ujar Grahn.

Perwakilan Beyoncé tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar. Namun, tidak semua orang yakin akan kekuatan penggerak pasarnya.

Seorang ekonom global di bank HSBC, James Pomeroy mengatakan bahwa walaupun kenaikan 8,7 persen dibandingkan bulan lalu (mtm) dalam biaya akomodasi pada Mei, biaya makanan, paket liburan, dan hewan peliharaan secara nasional juga menjadi penyebab angka tahunan.

"Jadi walaupun Beyoncé mungkin telah menyebabkan kejutan pada data satu bulan, dia bukanlah penyebab inflasi di Swedia yang jauh di atas target bank sentral," kata Pomeroy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement