REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengatakan keputusan larangan terhadap suporter tandang merupakan keputusan bersama yang diambil PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan juga klub. Hal ini menindaklanjuti arahan FIFA yang ingin melihat transformasi sepak bola Indonesia secara menyeluruh pascatragedi Kanjuruhan.
"Sesuai kesepakatan dari liga juga sudah mengerti, kapasitas penonton hanya 50 persen. Transisi ini juga mendapat pantauan FIFA untuk satu tahun bahkan bisa dua tahun," ujar Erick saat konferensi pers bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri di Jakarta, Senin (26/6/2023).
Erick menilai hal ini seharusnya menjadi pelecut bagi seluruh elemen sepak bola untuk membuktikan kepada FIFA bahwa sepak bola Indonesia sudah berubah. Erick menilai keputusan kapasitas 50 persen dan larangan bagi suporter tandang bukan sesuatu yang permanen.
Erick menyampaikan aturan ini dibuat untuk memastikan bahwa sepak bola Indonesia bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, FIFA juga ingin melihat bahwa kompetisi di Indonesia dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh penonton.
"Tergantung, kita bisa tidak memberikan keyakinan FIFA bahwa kita bisa pastikan suporter pulang ke rumah dengan selamat, salah satunya hari ini pertandingan kandang hanya didatangi sementara oleh suporter kandang, belum ada suporter tamu, tapi tentu ke depan, kalau kita lihat tertib, ya bisa saja FIFA melenturkan kesepakatan yang diberikan," kata Erick.