REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog klinis Nia Paramita mengatakan, kaum perempuan lebih sering mengalami depresi dibandingkan pria. Stres menjadi salah satu penyebab terjadinya depresi.
“Penyebab stres itu bermacam-macam, misalnya ibu melakukan pekerjaan dari A sampai Z dan sudah habis energi, kelelahan tapi merasa tidak dihargai. Sudah menyeterika baju tapi dikomentar kok seterikaannya tidak rapi, lalu sudah berusaha memberikan ASI tapi tidak keluar banyak dan ada yang protes, ini semua bisa memicu munculnya stres,” ujar Nia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (26/6/2023).
Dilansir laman NCBI pada Senin (26/6/2023), dijelaskan bahwa pemicu depresi tampaknya berbeda antara wanita dan pria. Wanita lebih sering menunjukkan gejala internalisasi, sementara pria yang menunjukkan gejala eksternalisasi. Misalnya, dalam sebuah studi tentang kembar dizigotik, wanita menunjukkan lebih banyak kepekaan terhadap hubungan interpersonal, sedangkan pria menunjukkan lebih banyak kepekaan terhadap karir eksternal dan faktor berorientasi tujuan.
Wanita juga mengalami bentuk spesifik penyakit terkait depresi, termasuk gangguan dysphoric pramenstruasi, depresi pascamenstruasi, dan depresi dan kecemasan pascamenopause. Hal ini terkait dengan perubahan hormon ovarium dan dapat berkontribusi pada peningkatan prevalensi pada wanita.
Fakta bahwa peningkatan prevalensi depresi berkorelasi dengan perubahan hormonal pada wanita, terutama selama masa pubertas, sebelum menstruasi, setelah kehamilan dan perimenopause, menunjukkan bahwa fluktuasi hormon wanita dapat menjadi pemicu depresi. Menurut Nia, makanan bisa membantu mengurangi stres yang dialami ibu.
Contohnya, apabila sudah terdiagnosis sakit lambung jangan mengonsumsi makanan yang kecut dan pedas. Apabila mempunyai penyakit hipertensi maka jangan goda tubuh dengan konsumsi garam.
“Para ibu harus self love dan juga self care, karena seorang ibu itu tidur paling akhir dan bangun paling awal dibandingkan anggota keluarga lain. Kalau hidup ibu bahagia maka ayah akan senang dan anak akan merasa berharga tapi kalau ibu tidak bagaimana dia bisa meneruskan kebahagian itu ke suami dan anak,” ujar Nia.
Dilansir laman Very Well Mind pada Senin (26/6/2023), menyadari makanan mana yang memengaruhi suasana hati dapat membantu Anda mengelola gejala depresi dengan lebih baik. Makanan yang bisa Anda konsumsi saat stress adalah ikan, kacang-kacangan, kacang polong, biji-bijian, unggas, sayuran, probiotik dan makanan alami yang tidak diolah (whole food).