REPUBLIKA.CO.ID, SARDINIA -- Pada medio 1990-an, sepak bola Italia melahirkan banyak penyerang berkelas. Salah satunya, Gianfranco Zola.
Zola memulai petualangan di Serie A Liga Italia bersama Napoli. Tepatnya dari 1989 hingga 1993. Di I Partenopei, ia sempat bermain bersama Diego Maradona dan meraih scudetto Serie A.
Setelahnya, sosok kelahiran Oliena di Sardinia itu bergabung dengan Parma Calcio. Parma termasuk klub yang disegani di negeri spaghetti dan di Eropa era itu. Zola memperkuat I Gialloblu selama empat musim.
Total ia tampil dalam 149 laga di berbagai ajang dan mencetak 64 gol. Zola membantu pasukan Ennio Tardini meraih trofi UEFA Cup musim 1994/1995, dan Piala Super Eropa 1993. Pada 1996 ia melanjutkan petualangan di Inggris.
Banyak pihak menyayangkan keputusannya meninggalkan Parma. Terutama di kalangan penggemar I Ducali. Saat itu, Zola berada di puncak karier.
Rupanya, ada fakta yang belakangan baru terungkap. Ia merasa tidak memiliki kesamaan visi dengan pelatih anyar Parma saat itu, Carlo Ancelotti. Sesuatu yang akhirnya ia syukuri.
Belum diketahui secara detail terkait perselisihan kedua tokoh. Intinya keduanya berbeda dalam hal memaknai karakter dan taktis. Perpisahan pun tak terelakkan.
"Itu terbukti menjadi hal terbaik untuk semua pihak," kata Zola dikutip dari Football Italia, Selasa (27/6/2023).
Tanpa dirinya, Ancelotti bisa memaksimalkan potensi dua penyerang berkelas lainnya. Ada Enrico Chiesa dan Hernan Crespo di sana. Jadi tak ada yang lebih banyak menghuni bangku cadangan.
Sementara Zola langsung menyatu dengan Chelsea FC. Pria Italia ini memperkuat the Blues dalam tujuh musim. Selama periode tersebut, ia mentas di 311 pertandingan dan mencetak 80 gol.