REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Periwatas Kota Tasikmalaya, dilaporkan tidak akan menerima siswa baru untuk tahun ajaran 2023/2024. Sekolah yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, itu diinfokan akan tutup karena kurangnya peminat.
Pengurus Harian Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Periwatas, Diana Sari Laksana, mengatakan lembaga pendidikan yang dinaunginya akan berhenti beroperasi. Karenanya, SMK Periwatas disebut tidak akan membuka penerimaan peserta didik baru (PPDB). "Sudah mau kami proses untuk ditutup," kata dia saat dikonfirmasi wartawan, Senin (26/6/2023).
Menurut dia, terdapat sejumlah alasan yang melatarbelakangi rencana itu. Salah satunya adalah berkurangnya minat siswa untuk belajar di sekolah itu. Saat ini, hanya terdapat 40 siswa yang ada di SMK Periwatas, sebanyak 12 siswa kelas XII dan 28 siswa kelas XI.
Selain itu, menurut Diana, sebagian dari siswa yang ada juga masih menunggak pembayaran. Walhasil, kondisi keuangan sekolah menjadi tak sehat, sehingga biaya operasional tak tertutup.
"Kami tidak mau spekulasi dan memilih sudahi saja. Sekarang kan animonya banyak ke negeri. Ini juga demi kebaikan semua, termasuk siswa," ujar dia.
Diana mengatakan, penutupan itu hanya berlaku untuk SMK Periwatas. Sedangkan Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Periwatas akan tetap beroperasi. Namun, dia belum bisa memastikan langkah yayasan selanjutnya. "Belum ada kepikiran mau buka lagi, memang kalau tayasan tidak ditutup," kata dia.
SMK Periwatas sendiri telah berdiri sejak 1974. Berdasarkan data pokok pendidikan (dapodik), di sekolah itu terdapat 19 ruang kelas, satu perpustakaan, dan tiga sanitasi siswa. Luasan area sekolah dengan jurusan akuntansi dan keuangan lembaga itu sekitar 1.756 meter persegi.
Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Wilayah XII/Tasikmalaya, Dedi Suryadin, mengaku belum menerima informasi secara resmi terkait berhentinya SMK Periwatas. Namun, pihak yayasan telah menyerahkan guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) yang mengajar di SMK Periwatas kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jabar.
"Kalau untuk penutupan sekolah kami belum menerima infirmasi dari yayasan secara formal," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Selasa (26/6/2023).
Dedi mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu informasi resmi dari pihak yayasan. Setelah ada informasi resmi, KCD Pendidikan Jabar Wilayah XII/Tasikmalaya akan melakukan pemanggilan kepada pihak yayasan.
"Bisa saja kami kasih waktu selama satu tahun. Karena bisa jadi di awal ajaran baru dapat siswa. Mininal itu dapat 20 siswa itu bisa berjalan lagi. Karena tidak menutup kemungkinan lembaga itu dialihkelolakan," ujar Dedi.
Kendati demikian, berdasarkan informasi yang diterimanya, puluhan anak yang tercatat sebagai siswa SMK Periwatas telah dipindah ke SMK Mitrabatik. Pihak KCD selanjutnya akan memediasi masalah pembiayaan siswa.
"Tinggal kami mediasi masalah pembiayaan. Artinya, SMK Periwatas harus menyelesaikan baik dana bos dan sebagainya ke sekolah yang dituju," kata dia.
Terkait pengurusan dokumen untuk para alumni, Dedi menjelaskan, selama sekolah masih dalam masa akreditasi yang berlaku, alumni dapat datang ke yayasan untuk keperluan legalisir ijazah dan lainnya. Apabila sekolah itu menyatakan bubar, semua buku induk data siswa itu akan disimpan di Dinas Pendidikan Provinsi Jabar atau KCD. Ketika alumni ingin melegalisir, kehilangan ijazah, dan sebagai, akan tetap dilayani.
"Namun kami masih menunggu pelimpahan informasi dari SMK itu sendiri. Mudah-mudahan bisa diselamatkan, tapi itu kembali di yayasan," kata dia.