Selasa 27 Jun 2023 23:31 WIB

Menko Airlangga Yakin Ekonomi Tetap Tumbuh 5,3 Persen Usai Pandemi

Optimistis target tersebut dapat tercapai seiring dengan mobilitas yang sudah pulih.

Pendar cahaya dari lampu kendaraan yang terjebak kemacetan di Jalan Raya Margonda, Depok, Jawa Barat, Jumat (12/5/2023). Kemacetan di jalan tersebut kerap terjadi saat jam berangkat dan pulang kerja. Peran Kota Depok sebagai kota satelit atau penyangga Ibu Kota DKI Jakarta membuat kota tersebut menjadi salah satu jalur mobilitas masyarakat serta menimbulkan tingginya volume kendaraan di Jalan Margonda yang merupakan salah satu akses keluar masuknya kendaraan dari Jakarta maupun Bogor. Selain itu kurang disiplinnya masyarakat yang masih suka memarkirkan kendaraannya sembarangan di tepi jalan, simpangan u-turn yang dibuka pada lintasan yang rawan kepadatan kendaraan serta kurangnya sarana jembatan penyeberangan orang yang membuat pejalan kaki menyeberangi jalan tidak pada tempatnya, membuat kemacetan di Jalan Raya Margonda harus terjadi setiap harinya.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pendar cahaya dari lampu kendaraan yang terjebak kemacetan di Jalan Raya Margonda, Depok, Jawa Barat, Jumat (12/5/2023). Kemacetan di jalan tersebut kerap terjadi saat jam berangkat dan pulang kerja. Peran Kota Depok sebagai kota satelit atau penyangga Ibu Kota DKI Jakarta membuat kota tersebut menjadi salah satu jalur mobilitas masyarakat serta menimbulkan tingginya volume kendaraan di Jalan Margonda yang merupakan salah satu akses keluar masuknya kendaraan dari Jakarta maupun Bogor. Selain itu kurang disiplinnya masyarakat yang masih suka memarkirkan kendaraannya sembarangan di tepi jalan, simpangan u-turn yang dibuka pada lintasan yang rawan kepadatan kendaraan serta kurangnya sarana jembatan penyeberangan orang yang membuat pejalan kaki menyeberangi jalan tidak pada tempatnya, membuat kemacetan di Jalan Raya Margonda harus terjadi setiap harinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator BIdang Perekonomian Airlangga Hartarto yakin pertumbuhan ekonomi pada 2023 tetap ditargetkan pada kisaran 5,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) meski status pandemi COVID-19 telah dicabut.

"Pertumbuhan ekonomi tetap kita dorong sampai akhir tahun sebesar 5,3 persen," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (27/6/2023).

Airlangga optimistis target tersebut dapat tercapai seiring dengan pergerakan masyarakat akan kembali pulih usai pencabutan status pandemi. Pengumuman pencabutan status pandemi oleh Presiden Joko Widodo membuat Indonesia memasuki masa endemi. Hal itu diharapkan dapat membuat masyarakat lebih optimisdan bergerak normal.

Sebab, pada masa pandemi, masyarakat memiliki kekhawatiran risiko terpapar virus COVID-19. Dengan pergerakan masyarakat yang semakin normal, aktivitas perekonomian juga akan bergerak membaik.

Airlangga menambahkan, dampak pencabutan status pandemi terhadap perekonomian baru akan terasa hingga akhir tahun. Terlebih, ada dorongan dari fase liburan yang makin mendongkrak aktivitas perekonomian masyarakat.

"Kegiatan-kegiatan masyarakat nanti kan ada semi libur yang agak panjang, itu diharapkan ekonomi bergerak," ujar dia.

Kendati demikian, ia mengimbau masyarakat untuk tetap hati-hati dengan risiko dari COVID-19. Pasalnya, meski kasus COVID-19 di Indonesia hampir mendekati nol, namun virusnya belum benar-benar menghilang.

Diketahui, Presiden Joko Widodo telah secara resmi mengumumkan pencabutan status pandemi COVID-19 di Indonesia pada Rabu (21/6/2023). Keputusan tersebut diambil sejalan dengan pencabutan status public health emergency of international concern (PHEIC) untuk COVID-19 yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Keputusan juga diambil oleh pemerintah dengan mempertimbangkan angka konfirmasi harian kasus COVID-19 di Tanah Air yang mendekati nihil. Presiden Jokowi mengungkapkan pencabutan status pandemi diharapkan dapat meningkatkan geliat perekonomian di Indonesia.

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement