REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pabrik gula (PG) Pesantren Baru Kediri di Jawa Timur, yang merupakan salah satu unit pabrik gula yang dikelola PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) menargetkan menggiling tebu sebanyak 845 ribu ton pada musim giling 2023.
Manager Keuangan PG Pesantren Baru Sariyadi mengemukakan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung pencapaian swasembada gula konsumsi nasional melalui proses giling yang dijalankan. Pemerintah telah mengeluarkan Perpres Nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati, dan pihaknya berkomitmen mendukungnya.
"Salah satunya untuk musim giling tahun 2023 ini kami targetkan menggiling sebanyak 845 ribu ton tebu, mayoritas tebu milik petani di wilayah Kediri," kata Sariyadi dilansir Antara.
Target tahun giling 2023 dari PG Pesantren Baru di antaranya jumlah gula produksi sebesar 64 ribu ton gula, rendemen 7,6 persen dan produktivitas tebu sebesar 80,67 ton per hektar.
Untuk mendukung kelancaran operasional giling, pabrik gula yang memiliki karyawan 1.500 orang tersebut menerapkan program operational excellence. Di antaranya perawatan berkala untuk mencegah kerusakan mesin dan menjaga performa pabrik sehingga giling bisa optimal.
Di sisi lain PG Pesantren Baru juga berkomitmen dalam pelaksanaan environmental, social, and governance (ECG), berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam kegiatan operasional termasuk Kementerian Lingkungan Hidup melalui dinas lingkungan hidup baik tingkat provinsi dan kabupaten.
Manajer Teknik PG Pesantren Baru Joko Nugroho menambahkan, perusahaan telah meraih Proper Biru sebagai bentuk kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dan memenuhi semua aspek yang dipersyaratkan. Proper biru tersebut diartikan sudah memenuhi peraturan dan ketentuan di antaranya izin lingkungan, izin pembuangan limbah cair, izin tps B3 (tempat penyimpanan sementara limbah B3).
Secara periodik dilakukan analisa emisi dan hasil analisa sesuai baku mutu, baik limbah cair dan emisi serta pengelolaan limbah B3, bahkan analisa limbah cair setiap bulan dilakukan. "Kami menggunakan wet scrubber untuk menangkap partikel padat sehingga tidak keluar cerobong," kata Joko.
Pihaknya juga menghormati atas aksi yang mengatasnamakan warga. Manajemen terus melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap operasional pabrik.
"Kami menghormati penyampaian aspirasi masyarakat yang berjalan dengan tertib dan tidak mengganggu operasional pabrik. Kami selalu menjalankan operasional berkelanjutan sehingga pencapaian program pemerintah yakni pencapaian ketahanan pangan dapat terwujud. Untuk itu kami juga membangun komunikasi dengan para stakeholder," kata Sariyadi.