REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Apple menjadi perusahaan publik pertama yang menutup hari perdagangan dengan nilai pasar 3 triliun dolar atau senilai Rp 45 Ribu Triliun. Ini menandai tonggak sejarah baru bagi raksasa teknologi yang telah berperan mengubah kehidupan masyarakat, dengan jajaran produk teknologinya.
Saham Apple ditutup naik 2,3 persen pada 193,97 dolar AS pada Jumat (30/6/2023), sehingga nilai pasarnya menjadi 3,04 triliun dolar AS. Apple adalah salah satu dari beberapa perusahaan teknologi, termasuk Microsoft dan pembuat chip Nvidia, yang membantu mendorong S&P 500 naik hampir 16 persen pada paruh pertama tahun ini.
Perusahaan berusia 47 tahun yang didirikan oleh legenda Silicon Valley, Steve Jobs, ini sempat melampaui nilai pasar 3 triliun dolar AS, selama dua hari berturut-turut pada Januari 2022. Namun tidak dapat bertahan pada saat pasar ditutup.
Sebaliknya, saham Apple sempat tenggelam dalam penurunan berkepanjangan yang mendorong nilai pasarnya sempat berada di bawah 2 triliun dolar AS, pada awal tahun ini. Tahun dimana perlambatan pertumbuhan dan kegelisahan investor tentang kenaikan suku bunga, telah yang memengaruhi seluruh sektor teknologi.
Apple tidak mendekati ambang batas 3 triliun dolar AS lagi hingga awal bulan ini, ketika perusahaan tersebut meluncurkan apa yang mungkin menjadi produk besar berikutnya. Produk headset mahal bernama Vision Pro yang mendorong pengguna ke dalam pengaturan buatan yang dikenal sebagai realitas virtual.
Meskipun arti penting dari pencapaian nilai pasar sebesar 3 triliun dolar AS itu, sebagian besar bersifat simbolis, namun besarannya tetaplah menakjubkan. Sebagai contoh, pertimbangkan bahwa 3 triliun dolar AS, dapat membeli hampir 9 juta rumah di Amerika Serikat, berdasarkan harga penjualan rata-rata selama satu tahun terakhir yang dihitung oleh Zillow.
Uang tersebut juga dapat membeli 50 tim olahraga paling berharga di dunia dengan banyak uang receh yang tersisa. Jika 3 triliun dolar AS, didistribusikan secara merata kepada setiap orang di Amerika Serikat, setiap orang akan menerima sekitar 9.000 dolar AS atau Rp 135 juta.
Microsoft adalah perusahaan publik paling berharga kedua dengan nilai 2,5 triliun dolar AS. Perusahaan minyak raksasa Saudi Aramco memiliki nilai pasar sebesar 2,08 triliun dolar AS. Alphabet, induk dari Google, Amazon, dan Nvidia memiliki nilai pasar di atas 1 triliun dolar AS.
Apple membutuhkan waktu kurang dari dua tahun untuk mencapai nilai pasar 3 triliun dolar AS, setelah mencapai 2 triliun dolar AS untuk pertama kalinya pada Agustus 2021. Kesempatan itu terjadi sekitar dua tahun setelah perusahaan yang berbasis di Cupertino, California, ini mencapai 1 triliun dolar AS untuk pertama kalinya.
Triliunan uang yang mengalir deras telah didorong oleh kerajaan teknologi yang telah dibangun Apple sejak pendirinya Steve Jobs kembali ke perusahaan pada tahun 1997. Setelah sebelumnya Jobs disingkirkan oleh CEO perusahaan saat itu, John Sculley, pada tahun 1985.
Pada saat kembalinya Jobs, Apple sedang diambang kebangkrutan dan sangat membutuhkan bantuan sehingga meminta bantuan dari saingan beratnya, Microsoft, untuk mendapatkan suntikan dana.
Saat ini, Apple menghasilkan begitu banyak uang sehingga mampu membayar 105 miliar dolar AS, per tahun dalam bentuk dividen kepada investor dan membeli kembali sahamnya sendiri - dan masih memiliki hampir 56 miliar dolar AS, dalam bentuk tunai pada akhir kuartal fiskal terakhirnya.
iPhone, yang diluncurkan oleh Jobs pada tahun 2007 dengan ciri khasnya, tetap menjadi permata mahkota di kerajaan Apple. Tahun lalu, perangkat ini menyumbang lebih dari setengah dari hampir 400 miliar dolar AS, dari penjualan perusahaan.
Sisa pendapatan Apple diperoleh dari produk-produk lain seperti komputer Macintosh, iPad, Apple Watch, AirPods, dan divisi layanan yang mencakup streaming musik dan video. Termasuk juga program garansi, biaya yang dikumpulkan melalui toko aplikasi iPhone, serta komisi iklan yang dibayarkan oleh Google sebagai mesin pencari default di iPhone.
Meskipun sebagian besar inovasi Apple ditetaskan ketika Jobs menjalankan perusahaan, sebagian besar kekayaannya diciptakan di bawah kepemimpinan CEO saat ini, Tim Cook. Ia mengambil alih posisi CEO tak lama sebelum Jobs meninggal dunia pada Oktober 2011. Ketika Jobs menyerahkan tongkat estafet kepada Cook, nilai pasar Apple mencapai 350 miliar dolar AS.