REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya masih menunggu dan melakukan pemantauan pada proses pengujian sampel makanan hasil olahan daging kurban yang diduga menyebabkan keracunan 71 warga Kalilom Lor Indah Seruni II, Tanah Kalikedinding, Kecamatan Kenjeran.
"Kami melakukan pengecekan lagi nanti pada hasil pengujian-nya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Gedung Sawunggaling Surabaya, Ahad (2/7/2023)
Oleh karenanya, Pemkot Surabaya terus melakukan koordinasi dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) setempat.
Kendati demikian, Eri berharap hasil pengujian laboratorium sampel makanan oleh BBLK bisa terbit hari ini. Sehingga pihaknya bisa mengetahui kandungan pada makanan olahan daging kurban yang menjadi penyebab terjadinya kejadian tersebut.
"Estimasinya kudune dino iki (harusnya hari ini)," ujarnya. Ia menyebut ketika kejadian keracunan terhadap 71 warga Kalilom Lor Indah Seruni II muncul, jajaran di tingkat kelurahan dan kecamatan langsung turun melakukan penanganan dan pendampingan.
Mereka melakukan upaya penanganan medis di puskesmas setempat hingga membantu sejumlah korban mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pascakejadian, pemkot juga menggelar sosialisasi keamanan memasak daging kepada masyarakat di sana.
"Kebersihannya dijaga dan kami membuka layanan posko laporan di puskesmas, siapapun segera menyampaikan ke kami. Sehingga tidak ada keterlambatan dalam penanganan," ujarnya.
Sebagaimana yang diketahui, 71 warga Kalilom Lor Indah Seruni II, Tanah Kalikedinding, Kecamatan Kenjeran, diduga mengalami keracunan usai menyantap hidangan olahan daging kurban. Mereka harus menjalani perawatan medis.
Kemudian, 26 dari 71 pasien menjalani rawat inap di sejumlah puskesmas dan rumah sakit. Sedangkan 45 warga lainnya dilakukan rawat jalan, sembari kondisinya dipantau petugas kesehatan.
Berdasarkan keterangan Kepala Puskesmas Tanah Kalikedinding, dr Era Kartikawati, kejadian bermula ketika warga melaksanakan kegiatan makan bersama, Kamis (29/6/2023) malam.
Namun pada Jumat (30/6/2023), warga setempat merasakan gejala gangguan kesehatan, seperti diare, mual, dan demam. Sampel makanan olahan daging kurban juga telah dibawa ke BBLK untuk dilakukan pengujian.