REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Adam Alaihissalam pernah tinggal di surga sebelum diturunkan ke bumi. Seperti apa hakikat surga tersebut? Apakah surga yang dimaksud sama dengan yang akan ditinggalkan orang-orang beriman kelak?
Dikutip dari Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir, para ulama juga memperbincangkan masalah surga yang Allah perintahkan Nabi Adam Alaihissalam untuk tinggal di dalamnya. Apakah surga yang dimaksud adalah surga yang berada di langit dan akan menjadi tempat orang-orang beriman kelak atau surga yang ada di bumi?
Jumhur ulama berpendapat surga yang dimaksud adalah surga yang berada di langit dan yang akan menjadi tempat kembali (orang beriman di hari kiamat).
Berdasarkan firman Allah Ta'ala,
يٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ
Hai Adam, tempatilah oleh kamu dan istrimu surga ini (QS. Al-Baqarah ayat 35).
Alif dan lam dalam kalimat الجنة menunjukkan bahwa surga adalah sesuatu yang telah dikenal dan tertanam dalam pemahaman berdasarkan syariat, yaitu surga yang akan menjadi tempat kembali (pada hari kiamat).
Karena itu, ketika Nabi Musa Alaihissalam mendebat Nabi Adam Alaihissalam, dia berkata kepadanya,
“Apa yang membuatmu mengeluarkan kami dan dirimu dari surga?” (Riwayat Abu Daud).
Pendapat ini cukup kuat karena didukung dalil yang menunjukkan bahwa surga yang dimaksud adalah surga tempat kembali.
Namun, ada sebagian orang yang berpendapat bahwa surga yang dimaksud adalah bukan surga abadi. Karena di surga tersebut Adam mendapat larangan untuk memakan pohon, tertidur di dalamnya, kemudian dikeluarkan darinya, (bahkan) Iblis dapat masuk ke dalamnya. Itu semua merupakan alasan bahwa surga tersebut bukanlah surga tempat kembali.
Meski demikian, mereka yang berbeda pendapat dalam masalah ini sepakat berpendapat bahwa surga dan neraka telah ada sejak sekarang berdasarkan petunjuk ayat-ayat dan hadis-hadis yang sahih.