Kamis 06 Jul 2023 11:06 WIB

Cendekiawan Muslim Ajak Khatib Kutuk Pembakaran Alquran Saat Khutbah Jumat

Mereka juga mendesak para ulama menjaga kesucian Islam.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Demonstran memamerkan dan menginjak bendera Swedia tiruan saat protes terhadap pembakaran salinan Alquran di Swedia, di Karachi, Pakistan, Ahad (2/7/2023).
Foto: EPA/ SHAHZAIB AKBER
Demonstran memamerkan dan menginjak bendera Swedia tiruan saat protes terhadap pembakaran salinan Alquran di Swedia, di Karachi, Pakistan, Ahad (2/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sebuah asosiasi cendekiawan Muslim menyerukan khatib masjid mengutuk aksi pembakaran Alquran baru-baru ini di Swedia dalam khutbah Jumatnya. Tidak hanya itu, mereka juga mengajak untuk membahas pelestarian situs suci di Palestina.

"Tindakan kriminal yang penuh kebencian dan provokatif ini bertentangan dengan semua nilai, moral dan prinsip toleransi, serta penghormatan terhadap kesucian agama orang lain," kata Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional yang berbasis di ibu kota Qatar, Doha, dalam keterangannya dikutip di Anadolu Agency, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga

Kelompok ini juga memberikan perhatian pada insiden yang baru-baru ini terjadi di Tepi Barat yang diduduki. Dalam laporan media, pemukim Israel disebut merobek kitab suci umat Islam dan merusak sebuah masjid di kota Urif.

"Sebelum (pembakaran Alquran) itu, ada kartun yang ofensif, sehingga semua kesucian kami telah dilanggar tanpa tanggapan yang efektif dari pemerintah dan masyarakat," kata mereka melanjutkan.

Menanggapi kejadian tersebut, dalam pernyataan tersebut mereka juga mendesak para ulama untuk meningkatkan kesadaran, menyebarkan ilmu, serta menjaga kesucian Islam.

Kelompok cendekiawan Muslim menyerukan para cendekiawan lainnya untuk mendedikasikan khutbah Jumat pada 7 Juli nanti, sebagai momen untuk mengutuk tindakan keji dan kejahatan tercela ini.

"Dalam khutbah itu juga bisa disampaikan penolakan tegas terhadap tindakan apa pun yang menargetkan kesucian Islam, menekankan pentingnya Alquran dalam kehidupan semua Muslim dan sisa kesucian kita," ucap mereka.

Di sisi lain, pemerintah negara-negara Muslim disebut harus mengambil langkah-langkah praktis terhadap tindakan tersebut. Termasuk di antaranya adalah tindakan boikot diplomatik dan ekonomi yang adil.

Kerja sama dengan organisasi hak asasi manusia juga disebut penting, untuk membuat undang-undang yang mengkriminalisasi penodaan agama. Kemudian, sebuah pengajuan bisa disampaikan kepada PBB, terkait langkah-langkah untuk mencegah agresi terhadap agama, yang dapat merusak keamanan dan perdamaian internasional.

Pernyataan itu juga meminta populasi Muslim minoritas untuk mengadakan demonstrasi damai yang beradab, menggunakan peradilan, serta bekerja sama dengan institusi yang bekerja sama dengan keadilan dan keamanan dalam masalah tersebut.

Pekan lalu, seorang pria asal Irak berusia 37 tahun, Salwan Momika, di bawah perlindungan polisi melakukan aksi membakar kitab suci umat Islam, di depan masjid di Stockholm.

Tindakan tersebut sengaja diatur waktunya bertepatan dengan Idul Adha, sebuah festival agama Islam penting yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Insiden tersebut jelas memicu kecaman luas dari beberapa negara, termasuk Türkiye. Lebih dari itu, Organisasi Kerja sama Islam (OKI) juga menyerukan tindakan kolektif untuk mencegah tindakan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement