Kamis 06 Jul 2023 18:18 WIB

Tinjau Food Estate Papua, Jokowi Sebut Masih Perlu Evaluasi

Jokowi meninjau ladang jagung di kawasan food estate Keerom, Papua.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ahmad Fikri Noor
Presiden Jokowi di Bandara Ewer, Papua Selatan, Kamis (6/7/2023).
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Presiden Jokowi di Bandara Ewer, Papua Selatan, Kamis (6/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau ladang jagung di kawasan food estate Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023). Dalam keterangannya usai meninjau hasil tanaman jagung, Jokowi menyebut perlunya evaluasi pengembangan food estate di Keerom sehingga hasilnya bisa lebih baik.

"Jadi ini adalah jagung yang kita tanam tiga bulan lalu tepatnya 107 hari yang lalu kita ke sini dan hasilnya ini. Memang ada yang sudah bagus-bagus, gede-gede, tapi juga ada yang masih ini karena terlalu banyak air," ujar Jokowi dalam keterangannya yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Baca Juga

Jokowi menilai, pengembangan lahan jagung ini masih memerlukan perbaikan irigasi.

"Jadi tadi dievaluasi Mentan (Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo), bupati, petani memang paritnya harus lebih dikecilkan jaraknya dari 12 (meter) menjadi 5-6 meter," lanjutnya.

Hasil pengembangan lahan jagung di kawasan food estate Kabupaten Keerom ini disebutnya sudah baik, dengan produksi mencapai tujuh ton per hektare. Sedangkan standar produktivitas panen jagung nasional sebesar 5,6 ton per hektare.

"Memang ini baru pertama kali, jangan berpikiran langsung hasilnya sangat tinggi. Tapi ini pun hasilnya sangat tinggi kira-kira 7 ton per hektare. Standar nasionalnya 5,6 ton per hektare," ujarnya.

Jokowi menilai, kawasan food estate di Kabupaten Keerom ini memiliki tanah yang sangat subur. Meski demikian, ia mengingatkan agar pengairan bisa dikelola dengan baik.

Untuk mencapai produktivitas panen yang lebih tinggi, Jokowi mengatakan masih memerlukan sejumlah tahapan. Jokowi juga menyebut, hasil panen jagung ini dijual dengan harga Rp 5 ribu sampai Rp 6 ribu per kilogram. Harga jual ini dinilainya sudah memberikan keuntungan yang cukup besar.

"Jadi harganya sangat tinggi dibanding HPP (harga pokok penjualan). Saya kira sudah untungnya gede," jelas dia.

Terkait keberlanjutan program pengembangan lahan jagung ini, Jokowi pun menyerahkannya kepada pemerintah daerah setempat. Jokowi menyebut, nantinya pemerintah akan memberikan alat pertanian untuk membantu mengembangkan lahan jagung tersebut. Selanjutnya, pemimpin daerah setempat akan mengkoordinir masyarakat untuk mengelola lahan pertanian sehingga produktivitas jagung bisa tetap terjaga dan terus ditingkatkan.

Jokowi menyebut, nantinya hasil produksi jagung di kawasan food estate Keerom ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kawasan Indonesia Timur. Jokowi juga berjanji akan kembali meninjau panen jagung jika hasil produksinya mengalami peningkatan.

"Nanti yang kedua akan saya lihat lagi sampai betul-betul semuanya jagungnya gede-gede semua sehingga maksimalnya berapa akan kelihatan," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement