Ahad 09 Jul 2023 07:10 WIB

Banjir Lahar Dingin Semeru Sebabkan Lima Jembatan Terputus, Ini Daftarnya

Warga terdampak dan mengungsi mencapai 556 jiwa dan tersebar di 13 titik pengungsi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Banjir lahar dingin Semeru. (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Banjir lahar dingin Semeru. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat ada lima jembatan yang putus terdampak banjir lahar dingin Gunung Semeru. Banjir lahar dingin akibat hujan deras yang mengguyur wilayah setempat.

Lima jembatan yang dimaksud di antaranya jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Desa Tumpeng, di Kecamatan Candipuro. Kemudian jembatan penghubung Kabupaten Lumajang-Kabupaten Malang yang terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo; Jembatan Kali Regoyo yang merupakan penghubung Desa Jugosari dengan Dusun Kebondeli Selatan; jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter, serta Jembatan Kalibaru, Kecamatan Pronojiwo.

Baca Juga

"TRC PB BPBD Kabupaten Lumajang telah melakukan penanganan lanjutan di lokasi kejadian. Kemudian Tim BPBD Jatim melanjutkan assessment lebih lanjut," kata Plh Kalaksa BPBD Jatim, Andhika Nurrahmad Sudigda, Sabtu (8/7/2023).

Andhika menjelaskan, banjir lahar dingin tersebut dipicu hujan deras yang mengguyur wilayah lereng Gunung Semeru. Tingginya intensitas hujan menyebabkan meningkatnya debit pada daerah aliran sungai lahar Gunung Semeru, dan kemudian menerjang beberapa jembatan penghubung desa hingga terputus.

Ia memastikan, pemerintah setempat telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor yang berlaku hingga 20 Juli 2023. Andhika mengungkapkan, untuk Posko Tanggap Darurat berlokasi di Kecamatan Candipuro.

Andhika menambahkan, sejauh ini, warga yang terdampak dan mengungsi mencapai 556 jiwa dan tersebar di 13 titik pengungsian. Titik-titik pengungsian berada di Balai Desa Tumpeng, Balai Desa Jarit, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Tambahrejo, Balai Desa Besuk, Dusun Kampung Baru, Ponpes Nurul Salam, Rumah warga Patung Salak, Rumah Komunitas Wani Gosong, Pronojiwo, Tempursari, Desa Pasrujambe, dan Balai Desa Nguter.

"Dapur umum menyediakan 600 nasi bungkus untuk pengungsi yang terdampak banjir lahar Gunung Semeru," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement