Selasa 11 Jul 2023 00:35 WIB

Korsel: Komunitas Internasional Perlu Tegas Cegah Program Nuklir Korut

Korut meningkatkan program nuklir dan rudal, bertentangan dengan sanksi internasional

Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mengatakan masyarakat internasional perlu menunjukkan bahwa tekadnya mencegah program senjata nuklir Korea Utara
Foto: EPA-EFE/LUONG THAI LINH
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mengatakan masyarakat internasional perlu menunjukkan bahwa tekadnya mencegah program senjata nuklir Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mengatakan masyarakat internasional perlu menunjukkan bahwa tekadnya mencegah program senjata nuklir Korea Utara (Korut) lebih kuat dibandingkan keinginan rezim untuk mengembangkan senjata tersebut, menurut wawancara yang dipublikasikan Senin (10/7/2023).

Yoon membuat pernyataan itu dalam wawancara tertulis dengan Associated Press (AP) menjelang partisipasinya dalam KTT Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) di Vilnius, Lithuania, pada Selasa dan Rabu.

Baca Juga

"Sekarang waktunya menunjukkan dengan jelas bahwa tekad masyarakat internasional untuk mencegah program senjata nuklir Korut lebih kuat dibandingkan keinginan mereka mengembangkan senjata nuklir," kata dia.

Ia menambahkan bahwa Korsel akan menekankan pentingnya kerja sama internasional melawan "aksi ilegal Korut" selama KTT.

Korut meningkatkan program nuklir dan rudal, bertentangan dengan sanksi internasional dan bersumpah akan melakukan peluncuran lain dari apa yang disebutsebagai satelit pengintaian militer setelah peluncuran sebelumnya pada Mei gagal dilakukan.

Korsel dan sekutunya memandang peluncuran itu sebagai kedok uji coba rudal balistik jarak jauh.

"Perdamaian tidak pernah pasti dan dapat diandalkan seperti ketika didukung oleh kekuatan dan pencegahan yang kuat," kata Yoon dalam wawancara tersebut.

"Sanksi internasional yang kuat terhadap Korut dapat mencegah kemajuan kemampuan nuklir dan rudal mereka."

Yoon mengatakan kepada AP bahwa dia akan memiliki "beberapa kesempatan" untuk berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Vilnius tentang banyak topik termasuk penguatan komitmen keamanan AS dan perluasan kerja sama keamanan trilateral antara Seoul, Washington dan Tokyo.

Dia juga menegaskan dirinya akan bertemu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di sana, beberapa hari setelah pengawas nuklir PBB menyetujui rencana pelepasan air radioaktif yang diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh.

Persetujuan tersebut membuat kecewa banyak orang di Korsel dan negara tetangga lainnya.

Sementara itu, Yoon juga mengatakan Korsel terus menyediakan bantuan kemanusiaan dan finansial untuk Ukraina dalam perangnya melawan Rusia, dan sudah memberikan bantuan untuk memperbaiki Bendungan Kakhovka di Ukraina.

"Pemerintah Korea akan terus memenuhi peran pentingnya bersama dengan masyarakat internasional dalam rangka menjaga kebebasan Ukraina," katanya.

"Di atas semua ini, kami akan menyusun berbagai langkah dukungan yang dibutuhkan untuk segera memulihkan perdamaian pascaperang di Ukraina dan rekonstruksinya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement