Senin 10 Jul 2023 13:01 WIB

Ibadah Haji Menyeimbangkan Habluminallah dan Habluminannas

Haji adalah ibadah yang tidak hanya menghubungkan manusia dengan Tuhannya.

Rep: Fuji EKA PERMANA/ Red: Muhammad Hafil
 Ibadah Haji Menyeimbangkan Habluminallah dan Habluminannas. Foto: Kabah (ilustrasi)
Foto: RepublikaTV/Sadly Rachman
Ibadah Haji Menyeimbangkan Habluminallah dan Habluminannas. Foto: Kabah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sekretaris Sektor 2 Daerah Kerja (Daker) Makkah sekaligus Kasi Bina Umroh dan Haji Khusus di Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Barat, Muchamad Ikbal menyampaikan, ibadah haji adalah ibadah yang tidak hanya menghubungkan manusia dengan Tuhannya (Habluminallah), melainkan juga manusia dengan sesamanya (Habluminannas). Diharapkan kedua dimensi tersebut, yakni Habluminallah dan Habluminannas berjalan selaras dan seimbang.

Ikbal mengatakan, dimensi vertikal disimbolkan dengan ketundukan kepada Sang Pencipta dan penafian terhadap segala nafsu duniawi. Hal ini termanifestasikan dalam ritual pelaksanaan haji sekaligus merupakan implementasi dari sikap taat terhadap Allah SWT.

Baca Juga

"Sedangkan dimensi horizontal tercermin dari sikap solidaritas sosial sesama manusia berupa pengakuan akan kesetaraan, persamaan derajat dan kesadaran akan eksistensi kemanusiaan," kata Ikbal di Makkah, Senin (10/7/2023).  

Sekretaris Sektor 2 Daerah Kerja Makkah ini menjelaskan bahwa ibadah haji merupakan simbol komitmen bersama untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengajarkan kepekaan sosial, empati terhadap perbagai persoalan yang menimpa orang lain. Sehingga setiap individu ataupun kelompok terjamin hak-haknya sebagai manusia yang merdeka dan bermartabat.

"Dengan demikian, pelaksanaan ibadah haji sejatinya adalah upaya untuk melakukan transendensi, refleksi, apresiasi, sekaligus mentransformasikan nilai-nilai moral ilahi yang suci menuju nilai-nilai insani dalam realitas sosial," ujar Ikbal.

Ikbal menjelaskan, dalam analisis anthropologist Victor Turner, dia melihat haji sebagai contoh sempurna yang mempraktikkan egalitarianisme, pembebasan dari struktur keduniaan, dan homogenisasi status sosial serta kesederhanaan dalam berpakaian dan tingkah laku. Maka haji sesungguhnya adalah perjalanan kembali kepada Tuhan secara sukarela, sekaligus pembebasan manusia dari segala status sosial yang melekat pada dirinya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement