Selasa 11 Jul 2023 15:10 WIB

KKHI Ungkap Penyebab Tingginya Angka Kematian Jamaah Haji

555 jamaah haji Indonesia wafat di Tanah Suci.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Suasana di Pasar Kakiyah Makkah yang banyak dikunjungi jamaah haji Indonesia, Kamis (6/7/2023).
Foto: Republika/Fuji E Permana
Suasana di Pasar Kakiyah Makkah yang banyak dikunjungi jamaah haji Indonesia, Kamis (6/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) menunjukan angka kematian jamaah haji Indonesia mencapai 555 per Selasa (11/7/2023). Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mengungkapkan penyebab tingginya angka kematian jamaah haji tahun ini.

Kabid Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023 Imran mengatakan faktor utama penyebab tingginya angka kematian jamaah haji tahun ini karena tingginya jumlah jamaah haji lanjut usia (lansia). Jumlah jamaah haji usia 60 tahun ke atas mencapai 45 persen dari total kuota haji Indonesia sebanyak 229 ribu orang.

Baca Juga

Ia menjelaskan, di tahun-tahun sebelumnya, jumlah jamaah haji yang usianya di atas 60 tahun sekitar 30 persen dari total kuota haji Indonesia. "Dan jamaah haji yang masuk kelompok berisiko tinggi (risti) jumlahnya sebesar 75 persen (dari total kuota haji Indonesia tahun ini," kata Imran saat dihubungi Republika di Makkah, Selasa (11/7/2023).

Ia menyampaikan, jamaah haji yang masuk kelompok risti di tahun-tahun sebelumnya rata-rata berjumlah 63 persen. Imran juga mengungkapkan, setelah puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), jamaah haji yang meninggal dunia disebabkan beberapa penyakit, di antaranya syok kardiogenik, infark miokard akut, dan sepsis.  

"Penyebab kematian jamaah haji pasca-Arafah, Muzdalifah dan Mina paling tinggi karena penyakit jantung, disusul sepsis yang disebabkan pneumonia atau radang paru," ujar Imran.

Sehubungan dengan tingginya angka kematian jamaah haji usai puncak ibadah haji, Imran mengingatkan, jamaah haji diharapkan istirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri dalam aktivitas fisik. Ia menambahkan, untuk mencegah pneumonia, jamaah haji dianjurkan memakai masker, menerapkan etika batuk, mengurangi kontak fisik seperti berjabat tangan, dan cuci tangan pakai sabun setelah aktivitas.

Berdasarkan data Penyelenggara Kesehatan Haji di Arab Saudi pada 9 Juli 2023, ada sebanyak 120.858 jamaah haji yang terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), sebanyak 54.881 jamaah haji terdeteksi hipertensi, dan sebanyak 22.502 jamaah haji mengalami myalgia atau sakit otot serta kelelahan.

Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja (Daker) Makkah, KH Zulkarnain Nasution, memberikan imbauan kepada jamaah haji Indonesia agar menjaga kesehatan. Supaya jamaah haji bisa pulang ke Tanah Air dengan selamat dan sehat.

"Angka kematian terus meningkat, mengimbau kepada jamaah haji agar tetap menjaga kesehatan," kata Kiai Zulkarnain kepada Republika di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Senin (10/7/2023).  

Kiai Zulkarnain menjelaskan, cara menjaga kesehatan bisa dengan banyak minum air putih, mengkonsumsi jatah katering, istirahat cukup, memakai alat pelindung diri (APD) dan menghindari sengatan panas secara langsung.

Jamaah haji juga diimbau mengendalikan diri agar tidak memforsir dengan melaksanakan amalan sunnah yang melampaui kemampuan diri, seperti umroh sunnah berulang kali. Jamaah haji lebih baik memfokuskan pada amalan sunnah yang lebih relevan seperti mengkhatamkan Alquran, sholat sunnah, bersedekah, i'tikaf dan lain-lain.

"Jamaah haji juga diimbau membatasi ziarah ke tempat-tempat bersejarah di area Makkah sesuai kemampuan, dan tidak melakukan perjalanan ke luar Makkah," ujar Kiai Zulkarnain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement