REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Bantul Bersih Sampah 2025 menjadi program prioritas Pemerintah Kabupaten Bantul. Program strategis ini dilaksanakan menyeluruh dari tingkat masyarakat hingga seluruh OPD terkait.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul Ari Budi Nugroho mengungkapkan, sejak diluncurkan pada 2022 lalu, volume sampah dari Bantul yang dibawa ke TPST Piyungan terdapat pengurangan.
"Sampah kita turun di rata-rata 140-160 ton per hari dari sebelumnya sekitar 180-190 ton per hari meski masih belum stabil penurunannya," ujar Kadis DLH Bantul saat ditemui di kantornya, Rabu (12/7/23).
Ari menjelaskan, Program Bantul Bersih Sampah 2025 merupakan program yang dimaksudkan agar seluruh sampah dapat terkelola dengan baik dan mengurangi beban TPST Piyungan. Diketahui saat ini TPST Piyungan menampung sampah dari Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
Permasalahan sampah merupakan hal krusial yang perlu ditangani bersama dengan semua pihak. Berbagai program yang dilaksanakan yakni sosialisasi pengurangan sampah dengan pakta integritas baik dari seluruh OPD, kapanewon hingga tingkat padukuhan.
Dari pakta integritas tersebut diharapkan seluruh pihak dari pemerintahan berupaya mengurangi sampah. Misalnya seminimal mungkin menggunakan plastik sekali pakai, atau mulai rutin menggunakan botol minum. Ini diharapkan dapat mengurangi sebelum sampah itu terbentuk, karena kegiatan daur ulang membutuhkan biaya yang lebih besar daripada pengurangan sampah di awal.
"Targetnya adalah sesedikit mungkin sampah ke TPA Piyungan, sehingga tidak membebani lingkungan di sana," katanya.
Apabila kegiatan pengurangan itu tidak berhasil dilaksanakan, dan terjadi sampah, melalui pakta integritas tersebut diharapkan agar seluruh pihak berupaya melakukan pemilahan sampah. Hal ini agar sampah yang terbentuk bisa terpilah dari organik, anorganik dan residu.
Sub Koordinator Penanganan Sampah DLH Bantul Esti Rahayu menambahkan, sosialisasi dan edukasi ke masyarakat terus dijalankan hingga ke tingkat padukuhan.
"Optimalisasi pengolahan sampah di tingkat kalurahan dengan memberdayakan BUMKal (Badan Usaha Milik Kalurahan) yang melakukan pengolahan sampah juga kelompok pengolah sampah di tingkat masyarakat," kata Esti.
Dalam penambahan sarana dan prasarana pengolahan sampah, saat ini DLH tengah membangun Intermediete Transfer Facility (ITF) di Pasar Niten untuk mengolah sampah organik pasar.
Selain itu, Pemkab Bantul juga rencananya akan membangun TPST di Banguntapan yang dibangun dengan pendanaan dari KemenPUPR dari pinjaman Bank Dunia senilai Rp 6 miliar.
"Saat ini lagi proses tender, dan selesai dibangun rencananya pada April 2024. Operasional sekitar triwulan II," kata Esti.
Dengan berbagai langkah tersebut, diharapkan target Bantul Bersih Sampah pada 2025 dapat tercapai. "Bantul bersih sampah diharapkan jadi sedikit sekali pengolahan di hilirnya," katanya.