Kamis 13 Jul 2023 14:16 WIB

Situasi Kondusif, Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Semeru Mulai Kembali ke Rumah

Kepulangan masyarakat fasilitasi oleh Dinas Perhubungan dan Satpol PP.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Warga terdampak banjir lahar hujan Gunung Semeru mengungsi di Balai Desa Jarit, Candipuro, Lumajang. Warga kini sudah kembali ke rumah masing-masing.
Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Warga terdampak banjir lahar hujan Gunung Semeru mengungsi di Balai Desa Jarit, Candipuro, Lumajang. Warga kini sudah kembali ke rumah masing-masing.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Sebagian warga terdampak banjir lahar semeru dan tanah longsor di beberapa wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim), mulai kembali ke rumah masing-masing. Sebelumnya, mereka berada di tempat pengungsian yang telah disediakan setelah terjadi bencana.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang Nugraha Yudha M menyatakan, kondisi wilayah yang terdampak bencana sudah berangsur membaik. Situasi ini yang menjadi salah satu alasan masyarakat untuk kembali ke rumahnya masing-masing. "Kepulangan masyarakat fasilitasi oleh Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lumajang," katanya.

Menurut Nugraha, pemerintah turut memberikan bantuan kepada warga yang akan pulang ke rumahnya masing-masing. Masyarakat menggunakan satu armada elf dan dua armada dari Satpol Pol PP. Kemudian ada satu truk dan satu mobil patroli dan satu truk milik bagian umum.

Untuk sementara, kata dia, proses pemulangan warga diperuntukkan bagi pengungsi yang berada di posko pengungsian Balai Desa Jarit dan Balai Desa Sumberejo, Kecamatan Candipuro. Para pengungsi di tempat tersebut kebanyakan berasal dari Desa Jugosari dan Sumber Kajar.

Untuk pengungsi yang di Desa Nguter, kata dia, sudah banyak yang telah kembali ke rumah masing-masing. Mereka juga diketahui telah membersihkan rumahnya yang rusak atau kotor akibat terdampak banjir atau longsor.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَرَفَعَ اَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًاۚ وَقَالَ يٰٓاَبَتِ هٰذَا تَأْوِيْلُ رُءْيَايَ مِنْ قَبْلُ ۖقَدْ جَعَلَهَا رَبِّيْ حَقًّاۗ وَقَدْ اَحْسَنَ بِيْٓ اِذْ اَخْرَجَنِيْ مِنَ السِّجْنِ وَجَاۤءَ بِكُمْ مِّنَ الْبَدْوِ مِنْۢ بَعْدِ اَنْ نَّزَغَ الشَّيْطٰنُ بَيْنِيْ وَبَيْنَ اِخْوَتِيْۗ اِنَّ رَبِّيْ لَطِيْفٌ لِّمَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, “Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

(QS. Yusuf ayat 100)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement