REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG — Gunung Semeru, yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi. Berdasarkan laporan petugas, erupsi terjadi pada Selasa (30/4/2024), sekitar pukul 22.03 WIB.
“Visual letusan tidak teramati, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 104 detik,” kata petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, dalam keterangan tertulisnya.
Sejak 1 Januari sampai 30 April 2024, dilaporkan jumlah letusan Gunung Semeru yang pernah tercatat petugas sebanyak 202 kali. Saat ini, status gunung tersebut masih Siaga atau Level III.
Dengan status tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara Gunung Semeru atau di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar, hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Warga juga diminta tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
PVMBG pun mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di lembah ataupun sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Selain itu, waspada juga akan potensi lahar pada sungai-sungai kecil, yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.