REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto berpotensi menang di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Peneliti Senior Ipsos Indonesia, Arif Nurul Imam mengatakan Menteri Pertahanan itu terbukti memiliki elektabilitas yang kokoh.
Arif menjelaskan Prabowo berpotensi menang pada Pilpres 2024 karena tak terlepas dari kalkulasi politik Presiden Jokowi. Kalkulasi tersebut berkaitan dengan probabilitas potensi keunggulan Prabowo di banyak lembaga survei.
“Soal belakangan Presiden Jokowi yang terkesan lebih dekat dengan Prabowo Subianto tentu tak lepas dari kalkulasi politik Jokowi,” kata Arif.
Menurut Arif, kalkulasi yang dimaksud adalah terkait probabilitas potensi kemenangan dimana Prabowo Subianto sekarang ini unggul dalam banyak survei.
Arif melanjutkan melihat kalkulasi politik dan probabilitas kemenangan di banyak lembaga survei membuat Presiden Jokowi belakangan ini mempunyai kedekatan dengan Prabowo. “Dari situasi inilah, boleh jadi Jokowi lebih dekat dengan Prabowo Subianto,” lanjut Arif.
Tak cukup sampai disitu, sinyal kuat Presiden Jokowi yang cenderung mendukung Prabowo bisa dilihat dari gerak organ relawan Jokowi yang masih terawat dengan baik hingga saat ini.
Hal tersebut semakin menguatkan jika Prabowo lebih didukung untuk menjadi Presiden Indonesia selepas Presiden Jokowi lengser dari jabatannya.
“Indikasi Jokowi condong mendukung ke Prabowo bisa kita lihat dari gerak organ relawan Jokowi seperti Prabowo Mania (eks Jokowi Mania), Projo dan lain-lain,” kata Arif.
Baca juga: Ada 100 Juta Kerikil untuk Lempar Jumrah Jamaah Haji, Kemana Perginya Seusai Dipakai?
Seperti diungkapkan dari hasil survei terbaru yang dikeluarkan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 1-8 Juli 2023 yang melibatkan 1242 responden, menteri terbaik dan andalan Presiden Jokowi itu berhasil menduduki peringkat pertama.
Dari skema tiga nama Capres yang berlaga pada Pilpres 2024, Prabowo terbukti mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Prabowo berhasil mengumpulkan dukungan sebesar 35,8 persen suara. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan capres partai PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo yang meraup suara sebanyak 32,2 persen dan capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan yang mengantongi dukungan sebesar 21,4 persen.