REPUBLIKA.CO.ID, CHEONGJU -- Jasad delapan orang yang terjebak dalam terowongan yang terendam oleh hujan lebat di Korea Selatan bagian tengah berhasil dievakuasi pada Ahad (16/7/2023). Pihak berwenang dan media lokal mengatakan, akibat hujan lebat yang terjadi berhari-hari ini jumlah korban tewas menjadi 35 orang.
Kepala stasiun pemadam kebakaran Cheongju barat, Seo Jeong-il, mengatakan sekitar 15 kendaraan, termasuk sebuah bus, diperkirakan telah terendam di jalan bawah tanah di kota tersebut tak lama setelah tanggul sungai di dekatnya jebol, akibat hujan lebat pada hari Sabtu (15/7/2023) lalu.
Rekaman CCTV yang ditayangkan oleh stasiun televisi lokal MBC menunjukkan air berlumpur mengalir deras ke dalam terowongan saat kendaraan melintas, dimulai dengan roda-roda yang terendam hingga seluruh lorong underpass.
"Kami fokus pada operasi pencarian karena kemungkinan masih banyak orang di sana," kata Seo kepada wartawan. "Kami melakukan yang terbaik untuk menyelesaikannya hari ini."
Jumlah korban tewas di terowongan tersebut mencapai sembilan orang, termasuk satu mayat yang ditemukan pada Sabtu, kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan.
Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan mengatakan 10 orang hilang di seluruh negeri pada pukul 11 pagi (02.00 GMT) karena hujan lebat menyebabkan tanah longsor dan banjir, dengan perintah evakuasi yang mencakup 7.866 orang.
Data kementerian tersebut tidak termasuk mereka yang berada di terowongan yang terendam banjir karena belum jelas berapa banyak orang yang terjebak di bawah air.
Bencana terbaru ini terjadi meskipun Korea Selatan telah bersiap siaga dalam penanganan bencana dampak hujan lebat. Hal ini setelah Seoul dilanda banjir tahun lalu, yang disebabkan oleh hujan terderas dalam 115 tahun terakhir.
Hujan lebat tersebut telah membanjiri rumah susun bawah tanah di daerah dataran rendah, termasuk di distrik Gangnam yang sebagian besar penduduknya kaya.
Seorang korban selamat dari terowongan Underpass yang terendam mengatakan bahwa pemerintah seharusnya membatasi akses ke underpass ketika banjir diperkirakan akan terjadi, Yonhap melaporkan.
Seorang pejabat provinsi Chungcheong Utara mengatakan bahwa tanggul tersebut tiba-tiba jebol sebelum curah hujan mencapai tingkat yang diperlukan untuk membatasi akses ke terowongan.
Dilansir laman Reuters, Presiden Yoon Suk Yeol, yang sedang melakukan perjalanan ke luar negeri, mengadakan rapat tanggapan melalui video dan mengatakan bahwa beberapa daerah telah gagal mengambil tindakan pencegahan terhadap cuaca ekstrem.
Yoon memerintahkan Perdana Menteri Han Duck-soo untuk memobilisasi semua sumber daya yang tersedia untuk meminimalkan korban dan mendesak badan cuaca untuk segera mengeluarkan prakiraan cuaca karena hujan lebat diperkirakan akan turun dalam beberapa hari mendatang, kata kantornya.
Badan Meteorologi Korea mengatakan bahwa bagian tengah dan selatan negara ini dapat menerima hujan tambahan sebanyak 300 milimeter (12 inci) pada hari Selasa. Meskipun Korea Selatan sering mengalami hujan lebat di musim panas, negara ini telah mengalami peningkatan tajam dalam hujan lebat dalam beberapa tahun terakhir.
Korea Railroad Corp telah menghentikan semua kereta lambat dan beberapa kereta peluru sejak hari Sabtu karena masalah keamanan atas tanah longsor, banjir di rel dan bebatuan yang berjatuhan.