REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mengungkapkan bahwa Bali menjadi provinsi dengan angka kemiskinan terendah secara nasional pada Maret 2023. Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani menyebut pada Maret 2023 persentase penduduk miskin di Bali sebesar 4,25 persen, dan nilai ini di bawah angka rata-rata nasional yaitu 9,36 persen.
"Persentase kemiskinan di Bali menduduki peringkat pertama terendah secara nasional, jadi kita bisa lihat angka di Bali sangat jauh di bawah nasional," ujarnya, Senin (17/7/2023).
Selain menjadi yang terendah di Indonesia, tingkat kemiskinannya sendiri juga turut menurun. Pada Maret 2023, jumlah penduduk miskin di Pulau Dewata sebanyak 193.780 orang atau 4,25 persen, sementara pada September 2022 menjadi 205.360 orang. Ini menunjukkan kemiskinan di Bali turun 0,28 persen poin dibanding September 2022 yang saat itu 4,53 persen.
Posisi sebagai provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah ini telah dijaga Bali sejak September 2022 lalu, lantaran selama pandemi COVID-19 Pulau Dewata harus puas menempati posisi ketiga maupun keempat.
BPS Bali menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya angka kemiskinan pada Maret 2023 ini, seperti adanya pertumbuhan ekonomi pada triwulan I, yaitu 6,04 persen atau lebih tinggi dari periode yang sama di tahun 2022, yaitu 1,48 persen.
Selain itu, indikator makro lainnya seperti kunjungan pariwisata yang meningkat 79.670 kunjungan dari 291.162 saat September 2022, menjadi 370.832 saat Maret 2023.
"Serta pengangguran pada Februari 2023 sebesar 3,73 persen, turun 1,07 persen poin dari Agustus 2022 yang tercatat 4,8 persen. Kondisi ini menggambarkan perekonomian Bali membaik dan penerapan tenaga kerja tinggi berpengaruh pada penurunan kemiskinan," ujar Endang pula.
Kebijakan pemerintah dalam penyaluran bantuan sosial yang hampir menyeluruh juga disebut memberi andil pada penurunan kemiskinan.
Dari data BPS Bali, pada Januari-Maret 2023 bantuan sosial yang disalurkan melalui PT Pos sudah berjalan 98,31 persen dari target, dan melalui Himbara pada Maret dan April terealisasi sebanyak 95,21 persen.
"Dampak pandemi COVID-19 yang meluluhlantakkan perekonomian Bali hingga pemutusan hubungan kerja besar-besaran, kini berangsur membaik, pulihnya ekonomi membawa Bali dengan cepat kembali ke tingkat kemiskinan terendah seperti sebelum pandemi," ujarnya lagi.
Lebih rinci, jika dibagi menjadi perkotaan dan pedesaan, pada Maret 2022 jumlah penduduk miskin di perkotaan sebanyak 136.060 orang, kemudian September 2022 sebanyak 133.820 orang, dan Maret 2023 turun menjadi 128.820 orang.
Sementara di pedesaan pada Maret 2022 sebanyak69.620 orang, September 2022 mencapai 71.550 orang, dan Maret 2023 sebanyak 69.960 orang.
"Jadi perubahan September 2022 sampai Maret 2023 secara gabungan perkotaan dan pedesaan turun sebesar 0,28 persen poin atau 11.580 ribu orang," kata Kepala BPS Bali itu pula.