Rabu 19 Jul 2023 11:57 WIB

Mandela, Dari Pahlawan Menjadi Kambing Hitam

Afrika Selatan merayakan ulang tahun Mandela pada 18 Juli.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Nelson Mandela.
Foto: AP/Theana Calitz-Bilt
Nelson Mandela.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Nelson Mandela ada di mana-mana di Afrika Selatan. Tertera wajahnya di uang kertas negara itu, setidaknya ada 32 jalan yang menggunakan namanya dan hampir dua lusin patungnya yang tersebar di negara itu.

Afrika Selatan merayakan ulang tahun Mandela pada 18 Juli yang disebut Hari Mandela. Di hari itu selama 67 menit para sukarelawan akan mengecat sekolah, merajut selimut atau membersihkan taman-taman kota. Angka 67 diambil dari lama Mandela berjuang melawan apartheid yang sebagian besar ia habiskan di dalam penjara.

Baca Juga

Namun 10 tahun setelah kematiannya, sikap masyarakat mulai berubah. Untuk pertama kalinya partai Mandela yang ia dirikan setelah keluar dari penjara, African National Congress (ANC) terancam kalah dalam pemilihan parlemen sejak ia menjadi presiden 1994 ketika pemilihan bebas pertama digelar usai jatuhnya apartheid.

Korupsi, tindakan yang tidak pada tempatnya, dan elitisme menodai ANC. Citra Mandela yang ANC pampang di seluruh negeri berubah dari pahlawan menjadi kambing hitam.

Saat seluruh dunia menghormati Mandela, banyak warga Afrika Selatan terutama anak muda yang merasa ia tidak cukup berusaha melakukan perubahan struktural yang akan memberikan kekayaan pada mayoritas kulit hitam di Afrika Selatan. Warga kulit putih masih memiliki lahan dan pendapatan tiga kali lipat lebih banyak dari orang kulit hitam.

Saat masuk ke gedung pengadilan di Johannesburg tempatnya bekerja, Ofentse Thebe melawati patung Mandela muda sebagai petinju. Pria berusia 22 tahun itu menghindari menatap patung tersebut, takut ia "dilanda gejolak amarah."

"Saya bukan penggemar Mandela, banyak hal yang dapat dinegosiasikan agar lebih baik ketika memberikan kemerdekaan pada semua rakyat Afrika Selatan," katanya seperti dikutip dari New York Times.

Salah satu masalah utama ekonomi adalah rendahnya lapangan kerja. Angka pengangguran warga Afrika Selatan di usia 15 sampai 34 tahun mencapai 46 persen. Jutaan orang setengah menganggur seperti Thebe. Ia belajar ilmu komputer di tingkat universitas, tapi tidak pernah mendapat gelar. Ia mengatakan pekerjaan terbaik yang bisa ia dapatkan menjual asuransi pemakaman pada staf pengadilan.

Gedung pengadilan yang seperti labirin dengan pilar-pilar dan kerusakan di mana-mana, itu ditutup selama beberapa hari karena kota kekurangan air. Beberapa hari sebelumnya gedung pengadilan ditutup karena pemadaman listrik yang rutin terjadi di Afrika Selatan.

Keyakinan pada masa depan di negara itu ambruk. Jajak pendapat Human Sciences Research Council pada 2021 menemukan 70 persen warga Afrika Selatan mengatakan negara itu bergerak ke arah yang salah. Naik dari jajak pendapat sebelumnya tahun 2010 yang sebanyak 49 persen. Hanya 26 persen yang mengatakan percaya pada pemerintah turun drasti dari tahun 2005 yang sebanyak 64 persen.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement