REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko kembali buka suara seputar pertemuannya dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Padahal, secara politik, keduanya pernah berseberangan.
Sejarah mencatat, Budiman dan Prabowo punya posisi berseberangan sepanjang dan sebelum reformasi 1998. Saat Budiman dan rekan-rekan aktivis berupaya menjatuhkan Presiden Soeharto, Prabowo justru aktif di TNI AD sebagai Danjen Kopassus.
Bahkan, Prabowo diduga kuat terlibat dalam kasus penculikan aktivis yang dilakukan Tim Mawar Kopassus. Saat podcast bersama Akhmad Sahal yang diunggah pada Jumat (21/7/2023), Budiman mengaku sempat berdiskusi dengan teman yang sempat diculik pada 1998, yakni Nezar Patria yang kini jadi Wamenkominfo
"Saya ngobrol dengan dia (Nezar), ia bercerita 'Waktu aku disekap yang interogasi itu buka dokumen-dokumen yang mereka rampas dari kita, aku mendengar obrolan menarik, ini anak-anak hebat ini bagus konsep ini, tapi kok salah arah mereka nakal-nakal,'" ujar Budiman mengisahkan cerita Nezar
Kedua, masih dari Nezar, tutur Budiman, suatu saat Prabowo bilang bahwa ia telah "banyak belajar dari kalian". "Kita banyak belajar dari kalian," kata Budiman menirukan ucapan Prabowo kepada Nezar.
Artinya, lanjut Budiman, terjadinya banyak proses dialog dan internalisasi sejak penculikan itu. Mereka mengakui tujuan anak-anak muda tersebut baik. "Tentu saja ada kasus Tim Mawar, tapi sudah dihukum. Pun soal rekomendasi DPR sudah sepi, dan muncul lagi jelang pemilu, sepi lagi," ujarnya.
Dari sisi politik terkini, sosok Prabowo juga sudah tidak masalah. Bahkan, Budiman mengaku menjadi ketua koordinator badan saksi nasional ketika Prabowo berpasangan dengan Megawati pada 2009.
"Di lain pihak memang saya bertentangan juga dalam kontestasi politik 2014-2019 saya dukung Jokowi, tapi kemudian beliau masuk dalam kementerian Jokowi," ujarnya
Validasi Prabowo