REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tidak terlalu mengkhawatirkan rencana peralihan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung ke Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka. Menurut dia, wacana yang dijadwalkan terealisasi mulai Oktober 2023 itu tidak akan membawa dampak yang signifikan bagi tingkat kunjungan wisatawan di Kota Bandung.
"Sebetulnya untuk kunjungan wisatawan di Kota Bandung, peralihan ini tidak terlalu berdampak signifikan ya, jadi kita tidak terlalu khawatir lah," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Arief Syaifudin saat dihubungi Republika.co.id di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/7/2023).
Arief menyebutkan, tingkat okupansi Kota Bandung saat ini, sudah dalam kondisi sangat baik, mencapai 90 persen. Jika pun perpindahan benar terealisasi dan sesuai rencana, sambung dia, wisatawan domestik maupun mancanegara masih dapat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang untuk berkunjung ke Kota Bandung.
"Jadi memang tidak terlalu berpengaruh ya rencana peralihan ini karena sekarang juga Kota Bandung di weekend, apalagi long weekend kita selalu dipadati wisatawan, di hari biasa juga alhamdulillah," ujar Arief.
Dia menambahkan, jumlah kunjungan di Kota Bandung sejauh ini, masih didominasi oleh kedatangan melalui jalur darat dibandingkan udara. Wisatawan pun, sambung dia, juga masih dikuasai oleh pelancong dalam negeri.
"Sebenarnya masih didominasi jalur darat ya, jadi masih tetap dikuasai oleh domestik walaupun mulai banyak juga wisatawan dari luar pulau misalnya dari pulau atau provinsi lain. Jadi tidak ada kekhawatiran," ucap Arief.
Berdasarkan data Disbudpar Kota Bandung, perkiraan jumlah kunjungan wisatawan tahun 2023 mencapai 3.675.639 dalam dua triwulan terakhir. Dalam triwulan pertama, jumlah kunjungan tercatat sebanyak 1.422.673, sedangkan pada triwulan kedua melonjak menjadi 2.252.966 kunjungan.