REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elon Musk dianggap berspekulasi tanpa dasar karena mengaitkan vaksin Covid-19 dengan kasus henti jantung yang dialami pebasket LeBron Raymone "Bronny" James Jr. Dalam cicitannya di platform miliknya, Twitter, yang kini telah diubah nama menjadi X, Musk mengungkapkan pandangannya tersebut.
Seorang juru bicara keluarga Bronny mengatakan kepada Insider pada Selasa (25/7/2023) bahwa sang atlet mengalami serangan jantung saat latihan basket sehari sebelumnya di Galen Center USC, Amerika Serikat. Ia dibawa ke rumah sakit, dirawat di unit perawatan intensif (ICU), dan kini dalam kondisi stabil.
Berita itu dibagikan secara luas di Twitter pada Selasa, dan mendorong Musk untuk membagikan beberapa poin pembicaraan antivaksin. Dalam balasan cicitan tentang berita Bronny, Musk menulis soal vaksin Covid-19 tanpa bukti apa pun terkait dengan serangan jantung putra pebasket NBA LeBron James itu.
"Kita tidak dapat menganggap segalanya sebagai vaksin, tetapi, dengan cara yang sama, kita tidak dapat mengakui apa pun. Miokarditis adalah efek samping yang diketahui. Satu-satunya pertanyaan adalah apakah itu langka atau umum," kata Musk, dikutip dari Insider, Rabu (26/7/2023).
Miokarditis bukanlah penyebab paling umum serangan jantung mendadak pada atlet muda. Tidak ada laporan yang kredibel bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan Bronny mengalami serangan jantung selama latihan pada Senin.
Dalam kasus yang jarang terjadi, vaksin Covid-19 dapat menyebabkan sejenis peradangan jantung yang disebut miokarditis, dan masalah ini lebih sering terjadi pada pria muda. Namun, tidak ada indikasi bahwa Bronny yang berusia 18 tahun itu menderita miokarditis.
Secara umum, miokarditis akibat vaksin Covid-19 menyebabkan nyeri dada ringan, dan kemungkinan sesak napas. Itu cenderung hilang dalam beberapa hari. Pria muda berisiko lebih besar terkena miokarditis yang lebih parah dengan penyakit Covid-19.
Ada banyak alasan lain mengapa Bronny mengalami henti jantung saat dia di lapangan. Kadang-kadang, itu kasus jantung yang normal di tempat yang salah dan waktu yang salah.
"Ada sejumlah penyebab henti jantung mendadak pada atlet yang berusia 35 tahun ke bawah," kata Dr John Higgins, ahli jantung olahraga untuk tim bola basket Houston Rockets, sebelumnya dalam sebuah artikel yang dibagikan oleh UTHealth Houston.