REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, mengakui dirinya kecewa namun berusaha mencoba memahami Muhammad Ferarri. Ferarri memilih untuk mengikuti pendidikan kepolisian sehingga harus meninggalkan tim selama masa pelatihan.
Sebelumnya tersiar kabar bahwa Ferarri dan beberapa pemain muda Indonesia lainnya dipastikan mengikuti pendidikan kepolisian. Hal itu kemudian dikonfirmasi oleh Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Indonesia Sumardji yang juga merupakan anggota polisi.
"Dia memilih itu. Dia memilih untuk pergi ke pelatihan (kepolisian), saya tidak tahu. Tidak ada yang senang dengan hal ini. Maka kami akan mendapatkan konsekuensi. Kita lihat saja apa yang akan terjadi," kata Doll setelah memimpin latihan tim di lapangan latihan Persija, Depok, Rabu (26/7/2023).
Ferarri diperkirakan akan mengikuti pendidikan kepolisian selama sekira tujuh bulan. Dengan demikian, pemain timnas Indonesia U-22 itu tidak akan dapat membela Persija dalam kurun waktu tersebut.
Mantan pelatih Borussia Dortmund itu menyatakan dirinya bingung dengan situasi yang dihadapi Ferarri, sebab di Eropa hal itu tidak terjadi. Namun Doll juga mencoba memahami keputusan yang diambil anak asuhnya itu, sebab keputusan itu diyakini Doll diambil dengan matang dan telah berdiskusi dengan keluarga terlebih dahulu.
"Dia (Ferarri) kan juga berbicara dengan orang-orang terdekatnya, orang tua. Pertama kali saya kecewa karena kami memerlukan semua orang. Tapi ya mungkin dia memikirkan masa depan, para pemain muda itu, semua orang memiliki situasi pribadi yang berbeda. Terkadang tidak mudah untuk mengambil langkah yang tepat," jelas pria asal Jerman itu.
Meski meyakini bahwa pihak klub akan memberikan sanksi kepada Ferarri, Doll menolak untuk mengungkapkan sanksi atau besaran denda yang akan dijatuhkan kepada sang pemain.
"Pada beberapa waktu saya bukan pelatih, namun juga seorang papa bagi pemain muda, bukan untuk pemain senior. Tapi maksud saya bukan papa sebenarnya, hanya karena faktor usia. Papa is a papa," kata Doll menjelaskan.