Kamis 27 Jul 2023 18:58 WIB

Ketika Arab Saudi Mulai Terbuka, Justru Afghanistan Semakin Kekang Wanita    

Arab Saudi dan Taliban Afghanistan mempunyai corak keagamaan sama

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Wanita Afghanistan (ilustrasi). Arab Saudi dan Taliban Afghanistan mempunyai corak keagamaan sama
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Wanita Afghanistan (ilustrasi). Arab Saudi dan Taliban Afghanistan mempunyai corak keagamaan sama

REPUBLIKA.CO.ID,  RIYADH — Wanita-wanita Arab Saudi semakin diberikan ruang untuk bisa mandiri secara finansial. Selain banyak wanita yang menduduki posisi penting di pemerintahan, kini telah banyak wanita-wanita yang juga menjadi driver taxi online seperti Uber di kerajaan.

 

Baca Juga

Dilansir dari Arab News, Rabu (26/7/2023), data menunjukkan terjadi peningkatan dari pemberdayaan perempuan di Kerajaan. Sebanyak 76 persen dari wanita memilih bekerja menjadi driver online Uber untuk alasan kemandirian finansial.

 

Angka-angka ini mengikuti survei yang dibagikan oleh Uber di antara pengemudi wanita di Arab Saudi dan Mesir. 

 

Lebih dari 56 persen peserta menyebutkan menggunakan Uber untuk mendukung keluarga mereka secara finansial, dengan 46,89 persen pengemudi berhasil meningkatkan stabilitas keuangan. 

 

Sebagian besar menyoroti rasa komunitas yang membantu membangunnya, dengan 77 persen responden mengatakan mereka merasa aman mengemudi dengan Uber. 

 

Fitur lokal seperti "pilihan wanita" yang dibuat Uber secara eksplisit di Arab Saudi sangat digemari sehingga konsumen wanita yang ingin mendapatkan driver wanita sangat memungkinkan. 

 

Lebih dari setengah peserta ingin tetap bekerja dengan Uber dan maju secara profesional. 

 

Sejalan dengan komitmennya terhadap tujuan Visi Kerajaan 2030, Uber terus terhubung dengan memberdayakan, dan mendukung kemajuan wanita di Arab Saudi dengan menyediakan peluang finansial, fleksibilitas, dan langkah-langkah keamanan lanjutan untuk pengemudi wanita. 

 

Wusool, program pemberdayaan wanita bersubsidi yang diluncurkan Uber pada 2017, telah mendukung lebih dari 120 ribu wanita melakukan 20 juta perjalanan ke dan dari tempat kerja mereka pada tahun 2021. 

 

Ini telah memainkan peran penting dalam mendorong partisipasi tenaga kerja perempuan Arab Saudi, yang telah meningkat menjadi 37 persen pada pertengahan 2022. 

 

“Kami bangga memainkan peran kunci dalam mendukung kemandirian dan pemberdayaan keuangan perempuan di Kerajaan,” kata Manajer umum di Uber Arab Saudi, Mohammad Al-Juraish. 

 

Banyak dari driver wanita ini berada di rentang usia 21 tahun hingga 46 tahun, tentunya dengan latar belakang masing-masing. Untuk membantu perekonomian keluarga, pemberdayaan diri, dan lain sebagainya. 

 

"Kami berharap dapat terus menciptakan solusi inovatif dan membangun secara lokal menggunakan pengalaman global kami, untuk menjembatani masalah mobilitas bagi pengendara kami," katanya. 

 

Ketika wanita-wanita di Arab semakin maju secara finansial namun di negara muslim lainnya di Afghanistan, wanita semakin diharamkan untuk mendapatkan hak itu. Wanita dilarang sekolah dan bekerja di luar. 

 

Pada Juni 2023 lalu misalnya, Otoritas Taliban di provinsi Kandahar, Afghanistan, memerintahkan para pekerja perempuan berhenti bekerja di organisasi bantuan internasional, 

 

Bahkan kini, banyak salon-salon kecantikan di Afghanistan dipaksa tutup oleh pemerintahan Taliban. 

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

 

 Ini adalah pengekangan terbaru atas hak dan kebebasan perempuan di Afghanistan, menyusul dekrit larangan atas pendidikan, ruang publik, dan beberapa bentuk pekerjaan.

 

Taliban, yang mengambil alih kekuasaan setelah Amerika Serikat menarik pasukan dengan mendukung pemerintah Afganistan terpilih pada tahun 2021. Taliban mengatakan bahwa mereka menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasi mereka terhadap hukum Islam dan adat setempat.

 

Terlepas dari janji awal pemerintahan yang lebih moderat daripada selama masa kekuasaan mereka sebelumnya pada 1990-an, Taliban telah memberlakukan tindakan keras sejak merebut Afghanistan pada Agustus 2021 ketika pasukan AS dan NATO menarik diri.

 

Mereka telah melarang perempuan dari ruang publik, seperti taman dan pusat kebugaran, dan menindak kebebasan media. Langkah-langkah tersebut telah memicu kegemparan internasional yang sengit, meningkatkan isolasi negara pada saat ekonominya runtuh dan telah memperburuk krisis kemanusiaan.

 

 

 

 

Sumber: arabnews  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement