Kamis 27 Jul 2023 19:11 WIB

Komnas Perempuan: Kekerasan Berbasis Gender di Lokasi Bencana Fenomena Gunung Es

Kekerasan berbasis gender juga dipengaruhi budaya patriarki.

Warga korban kebakaran beraktivitas di tenda pengungsian (Ilustrasi). Kasus kekerasan berbasis gender dalam konteks bencana pertama kali tercatat dalam pendataan Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2006.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga korban kebakaran beraktivitas di tenda pengungsian (Ilustrasi). Kasus kekerasan berbasis gender dalam konteks bencana pertama kali tercatat dalam pendataan Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2006.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komnas Perempuan menyatakan bahwa kekerasan berbasis gender di lokasi bencana alam merupakan fenomena puncak gunung es. Kekerasan berbasis gender ini juga turut dipengaruhi budaya patriarki yang berlaku di masyarakat.

"Kekerasan berbasis gender pada konteks bencana, sama seperti yang terjadi di ranah lainnya, pada dasarnya merupakan fenomena gunung es," kata Anggota Komnas Perempuan Retty Ratnawati dalam webinar bertajuk "Konsultasi Publik dalam Pengembangan Rekomendasi Kebijakan Penganggaran Penyikapan Kekerasan Berbasis Gender dan Kelompok Rentan dalam Konteks Kebencanaan di Indonesia, di Jakarta, Kamis (26/7/2023).

Baca Juga

Menurut Retty, situasi tempat pengungsian, ruang tidur terbuka, MCK (mandi, cuci, kasus) yang terbuka, dan tidak adanya bilik mesra membuat perempuan rentan menjadi korban kekerasan berbasis gender di lokasi bencana. Retty mengatakan kasus kekerasan berbasis gender dalam konteks bencana pertama kali tercatat dalam pendataan Catatan Tahunan Komnas Perempuan tahun 2006, yakni empat kasus kekerasan seksual di lokasi pengungsian di Aceh.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement