Ahad 30 Jul 2023 21:48 WIB

Ini Profil Gus Abe, Ketum PB PMII Yang Diundang Presiden Jokowi ke Istana

PMII tidak ingin partisipasi pemuda dalam politik hanya sebuah pemanis.

Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Muhammad Abdullah Syukri atau Gus Abe.
Foto: Dok. Republika
Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Muhammad Abdullah Syukri atau Gus Abe.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Muhammad Abdullah Syukri atau Gus Abe beserta jajaran pengurus ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (24/7).

Gus Abe mewakili PMII mendiskusikan berbagai isu dengan Presiden. Di antaranya adalah PMII menyerahkan jurnal akademis tentang Ibu Kota Nusantara (IKN) kepada Presiden dan berdiskusi terkait Pemilu 2024. 

 

photo
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII). - (Dok. Republika)

 

 

"Kami di sana mendiskusikan soal Ibu Kota Negara. Bahkan, kami PMII menyerahkan jurnal akademis yang telah disusun oleh kader terbaik kita dari seluruh Indonesia," tutur pria yang akrab disapa Gus Abe dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Ahad (30/7).

Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, Gus Abe juga menyampaikan, PMII tidak ingin partisipasi pemuda dalam politik hanya sebuah pemanis. "Kami tidak ingin pemuda hanya menjadi gimik dalam politik. Kami akan mendukung penuh Calon Presiden dan Wakil Presiden yang punya visi-misi besar untuk kepemudaan," ungkap Gus Abe.

Dia menjamin, diundangnya dirinya dan PMII ke istana tidak akan mengurangi nalar kritis PMII terhadap sejumlah dinamika persoalan kerakyatan dan kebangsaan.

Lantas, siapa sosok Gus Abe, anak muda yang namanya kini banyak diperbincangkan di kalangan aktivis sehingga diundang oleh Presiden Jokowi. 

Gus Abe yang lahir 5 Oktober 1991 di Cirebon, Jawa Barat, berasal dari kalangan pesantren. Ayahnya, KH Hasanuddin Kriyani, merupakan salah satu kiai sepuh dari Pondok Pesantren Buntet Cirebon. Sementara ibunya, Nyai Hj Eni Khunaeniyah, berasal dari Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin. Dua pesantren itu sangat disegani di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) karena termasuk pesantren tua dan telah memiliki kiprah sepanjang usia NU dan Indonesia.

Selayaknya seorang santri, Gus Abe juga pernah menuntut ilmu di sejumlah pesantren di tanah Hawa. Di antaranya PP Anwarul Huda Malang dan PP Al-Anwar Sarang Rembang.

Bisa jadi, karena latar belakang tersebut dan posisinya sebagai Ketua Umum PB PMII, sering kali Gus Abe dijadikan tempat diskusi dan bertanya para kiai terkait situasi nasional terkini. Gus Abe rutin bertemu dengan para kiai dan habaib di sejumlah ponpes.

Gus Abe lulusan terbaik Ilmu Politik Universitas Brawijaya dan penerima Beasiswa S2 DAAD Jerman. Dia lulus dari Prodi Ilmu Politik Universitas Brawijaya dengan menyabet Medali Tan Malaka, yang merupakan medali tahunan bergengsi bagi lulusan yang berprestasi secara akademik dan kepemimpinan.

Kemudian ia tercatat melanjutkan pendidikan S2 di Institute of Political Science, University of Duisburg-Essen Jerman melalui beasiswa DAAD. Sebuah beasiswa ekslusif dari pemerintah Jerman untuk kalangan profesional muda dan pemimpin muda. Latar belakang dalam dunia pendidikannya membuat ia tertulis sebagai satu-satunya Ketua Umum PB PMII yang lulus dari pendidikan luar negeri.

Ia juga sempat diajak oleh Dino Patti Djalal, pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), untuk terlibat dalam kegiatan perdamaian dunia yang disebut 1000 Abrahamic Circles di Serbia dan Amerika serikat pada 2019 lalu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengurangi ketegangan diantara konflik agama-agama Ibrahim (Yahudi-Kristen dan Islam).

Pada Agustus 2022, bersama 15 pemimpin muda Indonesia yang terhimpun dalam Kader Bangsa Fellowship ia melawat ke Australia untuk mengikuti Indonesian Young Leader Exchange Program. Yang menghasilkan berbagai macam sudut pandang untuk membangun SDM Indonesia dan memperkuat hubungan Indonesia-Australia.

PMII di bawah kepemimpinan Gus Abe bulan Juni lalu, PMII mencuri perhatian publik setelah sukses menghelat giat akbar HARLAH PMII 63 di Benteng Vastenburg Solo, yang dihadiri 25 ribu kader. Belum ada organisasi aktivis mahasiswa yang mampu menghadirkan kader sebanyak itu. Di kalangan internal PMII, acara tersebut merupakan acara terbesar sepanjang sejarah PMII berdiri.

Pada 2022 yang lalu, saat Indonesia menjadi Tuan Rumah gelaran G20, PMII melalui Ketua Umum Gus Abe secara aktif turut berkontribusi pada event bergengsi tersebut. Gus Abe merupakan satu dari empat pemimpin muda Indonesia yang mewakili Indonesia pada ajang Youth 20 (Y20) dan satu-satunya mewakili profil sebagai aktivis dari kalangan Cipayung. 

Latar belakangnya sebagai lulusan master dari Jerman membuatnya tidak begitu sulit untuk turut menyusun dokumen kesepakatan dan berdebat dalam isu Diversity dan Inclusion bersama pemimpin muda anggota G20.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement