Selasa 01 Aug 2023 03:51 WIB

Fakta-Fakta Serangan Bom Bunuh Diri Pakistan Akhir Pekan Lalu

Serangan bom ini menewaskan sedikitnya 54 orang.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Kerabat dan pelayat membawa peti jenazah korban yang tewas dalam serangan bom bunuh diri pada Minggu di distrik Bajur, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, Senin, 31 Juli 2023.
Foto: AP Photo/Mohammad Sajjad
Kerabat dan pelayat membawa peti jenazah korban yang tewas dalam serangan bom bunuh diri pada Minggu di distrik Bajur, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, Senin, 31 Juli 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, Ledakan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 54 orang dalam sebuah rapat umum politik pada Ahad (30/7/2023) lalu, menunjukkan tantangan-tantangan yang dihadapi Pakistan dalam menghadapi kelompok milisi bersenjata. Sejak tahun lalu Pakistan kembali digempur serangan-serangan milisi usai gencatan senjata antara Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) dan Islamabad gagal.

Berikut ini adalah beberapa rincian tentang pergulatan Pakistan dengan kelompok Islam garis keras.

Baca Juga

1. Sebagian besar milisi beroperasi di wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Afghanistan di barat laut. Wilayah ini dikenal sebagai Wilayah Kesukuan semi-otonom yang dikelola pemerintah federal hingga digabungkan dengan provinsi tetangga Khyber Pakhtunkhwa pada tahun 2018.

2. Wilayah ini menjadi tempat masuknya para kelompok Islam garis keras pada tahun 1980-an, dan Taliban serta Al Qaeda setelah invasi yang pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan dimulai pada tahun 2001.

3. TTP menggelar beberapa serangan paling mematikan  Pakistan sejak dibentuk tahun 2007. Kelompok adalah organisasi payung dari berbagai kelompok Islam garis keras yang beroperasi secara individual di Pakistan.

4. Karena TTP terdiri dari beberapa kelompok, beberapa di antaranya telah terpecah sebelumnya, hal ini menyulitkan pihak berwenang Pakistan untuk mengadakan pembicaraan damai dengan mereka. Kelompok ini telah menjaga jarak dari serangan hari Ahad lalu dan juru bicaranya telah mengutuk serangan tersebut.

5. Serangan TTP sebagian besar ditujukan ke Pakistan, tidak seperti ancaman militan besar lainnya di wilayah ini, yaitu ISIS.

6. Afiliasi ISIS, Negara Islam di Khorasan (IS-K), mengebom sebuah masjid Syiah di Peshawar, Pakistan, pada tahun 2022, menewaskan sejumlah orang.

7. IS-K lebih aktif di Afghanistan daripada di Pakistan. Dilaporkan telah terjadi pembelotan dari TTP ke IS-K dan beberapa sel sempalan mulai bekerja sama.

8. Sebuah kelompok militan yang baru didirikan bernama Tehreek-e-Jihad Pakistan (TJP) juga telah melakukan serangkaian serangan di negara itu, yang terakhir menewaskan 12 tentara di sebuah pangkalan militer Pakistan pada awal bulan ini.

9. Tidak banyak yang diketahui tentang TJP dan apakah mereka beroperasi di bawah kelompok militan yang lebih besar.

10. Ledakan hari Minggu terjadi di bekas wilayah kesukuan Bajaur. Partai yang menjadi sasaran, Jamiat Ulema Islam-Fazl (JUI-F) yang konservatif, dikenal memiliki hubungan dengan kelompok Islam garis keras dan merupakan sekutu utama pemerintah koalisi.

11. JUI-F dan pemimpinnya Maulana Fazl-ur-Rehman sebelumnya diserang karena partai ini menentang milisi lokal, dengan mengatakan kampanye bersenjata mereka melawan negara bukan merupakan Jihad. 

12. Partai ini, bagaimanapun juga, mendukung gerakan Taliban Afghanistan dan menyebutnya sebagai perjuangan yang adil melawan pendudukan asing.

13. Militan Islamis bertujuan untuk menggulingkan pemerintah Pakistan dan menerapkan hukum Islam yang ketat di negara berpenduduk 220 juta jiwa ini.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement