REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sejumlah peristiwa kebakaran lahan terjadi yang diduga akibat pengelolaan sampah yang dibakar oleh masyarakat. Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani mengingatkan masyarakat untuk tidak membakar sampah.
"Kami nggak memperbolehkan (sampah) dibakar," kata Epiphana saat dihubungi Republika, Rabu (2/8/2023).
Ia mengajak masyarakat untuk tidak membakar sampah. Menurutnya sampah yang dibakar justru memunculkan persoalan lain yang lebih berbahaya selain terjadinya kebakaran lahan.
"Ayo jangan pokoknya, kalau saya tidak boleh membakar (sampah) itu tidak boleh, itu soalnya ada bahaya lain selain kebakaran itu," ucapnya.
Berdasarkan pantauan Republika, serakan sampah terlihat di sejumlah titik di sepanjang Jalan Padjajaran hingga Jalan Ring Road Utara. Menanggapi itu, Epiphana menegaskan, DLH Sleman tidak tinggal diam. Pihaknya akan tetap memungut sampah-sampah yang berserakan tersebut.
"Kalau untuk yang di area itu bukan berarti lalu DLH juga diam saja, kita seser (pungut-Red)," ungkapnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Menurutnya harusnya masyarakat malu ketika membuang sampah di sembarang tempat.
"Masyarakat harus tahu dong jangan kayak gitu. Wong yang lain saja bisa berusaha kok mereka kok ada yang buang sampah liar itu yo apa yo ora isin koyo ngono (apa tidak malu). Harusnya malu," ucapnya.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama mengatakan, kebakaran bersumber dari seorang warga diduga melakukan pembakaran sampah di selokan luar pagar, yang mana lokasinya sangat dekat dengan pagar perimeter.
Akibat angin yang cukup kencang, sampah yang masih ada percikan api terbawa angin ke area bandara. Hal ini menyebabkan terjadinya kebakaran di ujung landasan 27 Bandara Adisutjipto.
"Akibat dari kejadian ini, seluas kurang lebih 5.000 meter persegi rumput di ujung landasan 27 hangus terbakar, tidak ada kerugian material lainnya," kata Pandu, Senin (31/7/2023).