REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia memasukkan Norwegia ke dalam daftar negara asing yang "tidak ramah" pada misi diplomasi Rusia. Pada Kamis (3/8/2023) kantor berita RIA melaporkan jumlah staf lokal yang dapat dipekerjakan kedutaan besar negara-negara yang masuk daftar itu di Rusia dibatasi. Norwegia hanya dapat mempekerjakan 27 staf lokal di kedutaan besar mereka di Rusia.
Pada bulan April lalu Rusia mengusir sepuluh diplomat Norwegia sebagai "tindakan balas dendam" setelah Oslo mengusir 15 staf diplomatik Rusia yang dituduh mata-mata.
"(Duta Besar Norwegia untuk Moskow diberitahu) 10 diplomat kami di kedutaan besar di Moskow dinyatakan tidak diinginkan di Rusia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Norwegia, Ragnhild H. Simenstad, dalam pernyataanya akhir April lalu.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan duta besar Norwegia dipanggil untuk memprotes keputusan Oslo untuk mengusir 15 diplomat Rusia. Saat itu Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan mereka akan mengambil langkah-langkah lain sebagai tanggapan atas "tindakan tidak bersahabat dari Oslo," termasuk pembatasan perekrutan personel Rusia untuk misi diplomatik Norwegia.
"Kami menganggap keputusan Rusia sebagai tindakan balas dendam," kata Simenstad, seraya menambahkan diplomat Norwegia di Rusia menjalankan tugas diplomatik biasa.
Pada 13 April, Norwegia mengatakan orang-orang Rusia yang diusir itu dicurigai sebagai mata-mata.
"Keputusan Norwegia untuk menyatakan 15 orang di kedutaan Rusia tidak diinginkan di Norwegia didasarkan pada fakta mereka telah melakukan kegiatan intelijen dengan kedok sebagai diplomat," kata Simenstad.
Perusahaan penyiaran publik Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swedia juga melaporkan Rusia dicurigai memata-matai negara-negara Nordik, dan menyebut nama-nama petugas intelijen yang diduga bekerja di kedutaan besar Rusia di Stockholm, Kopenhagen, dan Oslo.
Media-media itu juga melaporkan bahwa diduga memata-matai di perairan Laut Baltik dan Laut Utara dengan menggunakan pukat nelayan sipil, kapal kargo, dan kapal pesiar.