REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang terus meningkatkan kewaspadaan guna menghadapi bencana kekeringan akibat musim kemarau serta dampak El Nino di daerahnya.
Sejauh ini, dampak bencana kekeringan yang cukup parah memang belum terjadi di wilayah Kabupaten Semarang, namun warga sejumlah wilayah kecamatan telah terdampak yang ditandai oleh sulitnya mereka mengakses kebutuhan air bersih.
Berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Kabupaten Semarang, guna mengantisipasi dampak musim kemarau dan fenomena El Nino, BPBD Kabupaten Semarang telah menyiagakan sebanyak ratusan tangki air bersih.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang, Juwair menyampaikan, telah menyiagakan 1 juta liter air bersih atau 200 tangki berkapasitas 5.000 liter guna mengantisipasi dampak bencana kekeringan yang bersumber dari APBD Kabupaten Semarang.
Sampai dengan akhir bulan Juli 2023, BPBD telah mendistribusikan sebanyak 65 tangki air bersih atau 325 ribu liter air bersih kepada sejumlah warga di berbagai wilayah yang membutuhkan dukungan bantuan air bersih.
"Jumlah tersebut telah disalurkan kepada warga di 11 desa atau sebanyak 355 kepala keluarga (KK) dengan cakupan mencapai sekitar 1.050 jiwa," jelasnya melalui pesan WhatsApp (WA), Kamis (3/8/2023).
Untuk kesiapan dan antisipasi menghadapi fenomena El Nino, lanjutnya, BPBD Kabupaten Semarang juga telah berkoordinasi dengan stakeholder serta berbagai instansi terkait lainnya di Kabupaten Semarang.
Seperti dengan masing-masing pemerintah kecamatan, pemerintah desa/kelurahan, TNI, POLRI, Baznas, PMI, Relawan, Masyarakat hingga pihak swasta guna menghadapi dan mengantisipasi berbagai risiko bencana yang berpotensi muncul pada saat musim kering.
"Misalnya seperti kekeringan dan kekurangan air bersih warga, bahaya bencana kebakaran baik kebakaran rumah penduduk, kebakaran hutan dan lahan serta potensi kebakaran lainnya yang rentan terjadi pada saat musim kemarau,” jelasnya.
Kasi Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kabupaten Semarang, Wahyudi menambahkan berkaitan dengan kesulitan air bersih yang sudah dihadapi sebagian warga Kabupaten Semarang, BPBD telah sudah menyalurkan bantuan air bersih cadangan bencana kekeringan.
Yang paling banyak permohonan dukungan air bersih akibat dampak musim kemarau ini adalah adalah warga di wilayah Dusun Kropoh, Desa Gogodalem, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.
"Beberapa desa lain yang telah mendapatkan penyaluran air bersih BPBD adalah Desa Tajuk, Kecamatan Getasan dan yang terakhir adalah permohonan dari Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur," jelasnya.
Selain dampak kesulitan air bersih, musim kering juga rawan mengakibatkan bencana kebakaran baik kebakaran rumah maupun kebakaran lahan dan hutan (karhutla) yang beberapa pecan terakhir sudah terjadi di wilayah Ungaran Timur.
Untuk itu masyarakat diimbau untuk mewaspadai, terutama rumah tangga yang masih menggunakan tungku untuk memasak agar lebih berhati-hati memastikan bara sudah tidak menyala pada saat tidak digunakan.
Selain itu juga tidak membuang puntung rokok sembarangan. hal yang perlu diwaspadai adalah membakar semak secara sengaja. Sebab pada musim kering seperti sekarang masih ada sebagian warga yang membersihkan semak dengan sengaja membakar semak dari pada harus membabat.
Namun pada saat api telah membesar akhirnya sulit untuk dikendalikan hingga akhirnya mengakibatkan kebakaran lahan. "Ini kita wanti-wanti betul agar risiko kebakaran lahan dapat diminimalkan dalam situasi musim kering seperti sekarang ini," jelas Wahyudi.