Senin 07 Aug 2023 08:27 WIB

Lebih Berisiko Kena Alzheimer, Gen Z Perlu Kelola Stres, Jauhi Depresi, Banyak Bersyukur

Dokter ingatkan untuk tidak melakukan diagnosis mandiri kesehatan mental.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Alzheimer (Ilustrasi). Gen Z memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami Alzheimer.
Foto: Republika.co.id
Alzheimer (Ilustrasi). Gen Z memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami Alzheimer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog sekaligus Ketua Alzheimer Indonesia (ALZI), Michael Maitimoe, mengatakan bahwa tekanan psikologis, seperti stres, depresi, hingga kesepian bisa memicu penyakit Alzheimer. Karena itu, menurut dia, gen Z memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami Alzheimer.

Michael mengatakan, gen Z memiliki level kerentanan stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Apalagi, mereka lebih mudah melakukan diagnosis mandiri terkait kondisi mental yang dirasakan. Self-diagnose merupakan asumsi yang menyatakan bahwa seseorang terkena suatu penyakit berdasarkan pengetahuannya sendiri.

Baca Juga

"Anak muda sekarang itu gampang self diagnose, merasa dia bipolar, depresi, seharusnya kan itu dikonsultasikan ke profesional, dan merekalah yang berhak mendiagnosis, dan self-diagnose itu bahaya lho karena seolah 'menjemput' penyakit, dengan mengamini apa yang mereka anggap benar, padahal belum tentu benar," kata Michael dalam konferensi pers perayaan 10 tahun ALZI di Unika Atmajaya, Jakarta, Sabtu (5/8/2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement