Senin 07 Aug 2023 12:44 WIB

Ketum PBNU Berharap ASEAN Jadi Espisentrum Toleransi dan Harmoni

Jokowi membuka Forum ASEAN IIDC.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf memberikan keterangan terkait pelaksanaan ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) 2023 di Jakarta, Rabu (2/8/2023). PBNU akan menggelar ASEAN IIDC 2023 pada7 Agustus 2023 mendatang. Forum dialog antaragama dan antarbudaya ini akan dihadiri oleh ratusan pemimpin agama dan penghayat kepercayaan, baik dari dalam maupun luar negeri. Diperkirakan akan ada 150 orang undangan, meliputi pembicara dan partisipan yang akan hadir di forum
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf memberikan keterangan terkait pelaksanaan ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) 2023 di Jakarta, Rabu (2/8/2023). PBNU akan menggelar ASEAN IIDC 2023 pada7 Agustus 2023 mendatang. Forum dialog antaragama dan antarbudaya ini akan dihadiri oleh ratusan pemimpin agama dan penghayat kepercayaan, baik dari dalam maupun luar negeri. Diperkirakan akan ada 150 orang undangan, meliputi pembicara dan partisipan yang akan hadir di forum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka Forum ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) resmi dibuka dengan memukul gong di The Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2023). Kegiatan ini tersenggara atas kerja sama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenag) dan Kemenag.

Dalam sambutannya, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan, PBNU menyelenggarakan konferensi ini sebagai inisiasi untuk memulai suatu konsolidasi dari konstituensi peradaban yang besar yang dapat mendorong tumbuhnya toleransi, harmoni, dan perdamaian.

Baca Juga

"Apabila dalam KTT ASEAN RI sebagai ketua ASEAN mengajukan tema ASEAN sebagai episentrum of growth, kami ingin berkontribusi dengan suatu gagasan yang mudah-mudahan beriringan, bahkan bisa mendukung agenda ASEAN Epicentrum of Growth itu dengan wacana tentang upaya untuk menjadikan ASEAN sebagai episentrum of peace tolerance and harmony," ujar Gus Yahya.  

Dia mengatakan, kepemimpinan Jokowi selama hampir 10 tahun ini telah memberikan inspirasi-inspirasi besar bagi bangsa Indonesia, khususnya kepada Nahdlatul Ulama NU. Menurut dia, inspirasi dari kepemimpinan Jokowi itulah yang mendorong NU untuk lebih keras berupaya memberikan kontribusi di dalam berbagai agenda yang bersifat pemenuhan pelayanan terhadap hajat-hajat kemanusiaan, baik dalam lingkungan domestik maupun internasional.

"Nahdlatul Ulama beserta seluruh komunitasnya seluruh jamaahnya berdoa semoga kepemimpinan Presiden Joko Widodo meninggalkan jejak yang membawa berkah jangka panjang bagi bangsa dan negara ini," kata Gus Yahya.

Dia pun berterima kasih kepada Presiden Jokowi dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn yang hadir dalam pembukaan forum dialog antaragama dan antarbudaya di tingkat Asia Tenggara tersebut.

"Semoga inisiatif kami ini memberi sumbangan yang bermakna bagi kehidupan masyarakat ASEAN dan masyarakat Indo Pasifik pada umumnya dan selanjutnya juga bisa mempunyai makna di dalam memperjuangkan masa depan yang lebih baik bagi peradaban bersama seluruh umat manusia," ujar Gus Yahya.

Selain dihadiri Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, forum internasional ini juga dihadiri Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Staquf, Menko PMK Muhadjir Effendy,  Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, dubes negara sahabat, serta para kiai dan ulama NU. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement