REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Federasi Sepak Bola Inggris (FA) telah memutuskan untuk menerapkan seperangkat aturan baru pada musim ini. Aturan baru tersebut, terutama soal durasi masa injury time, menjadi salah satu sorotan dalam laga Community Shield, Ahad (6/8/2023) waktu setempat.
Laga yang digelar di Stadion Wembley, London, tersebut mempertemukan juara Liga Primer Inggris dan kampiun Piala FA musim lalu, Manchester City, dengan runner-up Liga Primer Inggris, Arsenal. Laga itu berujung dengan kemenangan The Gunners, 4-1, via babak adu penalti.
Kemenangan The Gunners itu rasanya tidak bisa dilepaskan dari aturan baru yang diterapkan FA. Dalam aturan tersebut, FA menghimbau official pertandingan untuk bisa memperpanjang durasi masa injury time. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan tingkat efektivitas waktu permainan dalam sebuah pertandingan.
Terlebih, Liga Primer Inggris memiliki efektivitas waktu yang cukup rendah dibandingkan lima liga top Eropa atau sekitar di bawah 55 menit. Waktu-waktu yang terbuang dalam pertandingan, seperti untuk selebrasi gol, perawatan pemain, dan pelanggaran, akan digantikan pada masa injury time. Alhasil, masa injury time berpeluang lebih lama.
Biasanya, masa injury time hanya sekitar tiga hingga empat menit. Namun, dengan aturan baru tersebut, masa injury time bisa menghabiskan waktu lebih dari delapan menit. FA meniru langkah FIFA saat menerapkan aturan serupa di gelaran Piala Dunia 2022.
Arsenal, yang tertinggal, 0-1, via gol Cole Palmer pada menit ke-77, akhirnya bisa menyamakan kedudukan lewat gol Leandro Trossard pada menit ke-101. Official pertandingan memang menetapkan delapan menit masa injury time pada babak kedua.
Masa injury time babak kedua di laga itu kemudian ditambah lima menit usai benturan yang terjadi antara Kyle Walker dan Thomas Partey. Laga Community Shield 2023 itu akhirnya tercatat digelar selama 113 menit.
Pendapat berbeda pun dikemukakan oleh pelatih kedua tim pascalaga tersebut. Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, menilai, aturan baru tersebut sangat efektif dalam mencegah sebuah tim melakukan upaya membuang-buang waktu. The Gunners, kata Arteta, akan mempersiapkan diri untuk bisa tampil selama lebih dari 100 menit pada musim ini.
''Aturan ini sudah cukup bagus. Aksi itu (membuang-buang waktu saat sudah unggul) terkadang sudah berlebihan. Kini, tim-tim berpikir dua kali untuk melakukan hal tersebut. Kami akan bersiap untuk bisa merumput selama 100 menit. Hal ini sepertinya akan sering terjadi pada musim ini,'' kata Arteta seperti dilansir Sky Sports, Senin (7/8/2023).
Sementara pelatih Manchester City, Pep Guardiola, menyebut, penerapan kebijakan ini diambil secara sepihak, tanpa melibatkan manajer ataupun pemain. Menurut mantan pelatih Barcelona tersebut, penerapan waktu selama delapan menit atau lebih dalam masa injury time terlalu berlebihan.
''Itu adalah waktu yang cukup panjang. Terlebih, dengan jadwal pertandingan yang padat. Namun, mereka tidak pernah mempertimbangkan pendapat kami, orang-orang di dunia sepak bola, seperti pelatih atau pemain. Ini menjadi pertanyaan untuk para pengambil kebijakan,'' tutur Guardiola seperti dilansir BBC.
Sebelumnya, Guardiola juga sempat melontarkan kritik atas kebijakan tersebut. Menambah durasi masa injury time, ujar Guardiola, tidak serta merta bisa mengurangi upaya sebuah tim untuk membuang-buang waktu dalam sebuah pertandingan. Kebijakan tersebut justru merugikan buat para pemain.
''Kini, kami akan bermain selama lebih dari 100 menit per laga. Menurut saya, menambah waktu 10 menit di masa injury time tidak bisa menjadi solusi untuk masalah. Hal itu malah membuat pemain semakin kelelahan. Waktu itu terlalu panjang,'' ujar mantan pelatih Bayern Muenchen tersebut.