Selasa 08 Aug 2023 09:22 WIB

Mampu Tumbuh Positif, Ekonomi Indonesia Dinilai Berdaya Tahan

Sumber pertumbuhan Indonesia semakin luas.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Suasana gedung bertingkat perkantoran di Jakarta.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Suasana gedung bertingkat perkantoran di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan positif pada kuartal II 2023 mencapai 5,17 persen secara tahunan. Ekonom senior The Indonesia Economic Intelligence, Sunarsip mengatakan hal itu menjadi kabar baik. 

“Tentu ini berita bagus ya. Ini menandakan bahwa perekonomian kita relatif resilien terhadap kondisi pelemahan ekonomi global akibat melemahnya kinerja ekonomi AS dan Eropa,” kata Sunarsip kepada Republika.co.id, Senin (7/8/2023). 

Baca Juga

Pekan lalu, lanjut Sunarsip, Fitch Rating menurunkan peringkat surat utang AS dari AAA ke AA+ yang menandakan ada kenaikan potensi risiko ekonomi AS. Hanya saja menurutnya kondisi tersebut pengaruhnya relatif terbatas terhadap perekonomian kita.  

Sunarsip menuturkan, kinerja ekonomi Indonesia sejalan dengan ekspor yang masih tetap tumbuh baik dan mendukung terjadinya surplus neraca perdagangan selama 39 bulan berturut-turut. “Artinya adalah meskipun ekonomi AS turun, Eropa juga turun namun penurunan tersebut bisa dikompensasi oleh sumber pertumbuhan dan ekspor dari pasar lain seperti di pasar Asia Pasifik,” jelas Sunarsip. 

Dia menegaskan, saat ini terlihat kinerja ekonomi Asia masih bekerja baik bahkan juga tumbuh dengan relatif tinggi. Sunarsip menyebut, ekspor Indonesia ke Asia juga baik pertumbuhannya. 

Meskipun kinerja perekonomian Indonesia positif namun upaya belum bisa berhenti. “Hanya saja memang, kita tidak boleh puas dengan kinerja pertumbuhan ini. Kita berharap bahwa kinerja ekonomi AS dan Eropa cepat pulih,” ungkap Sunarsip. 

Jika kinerja ekonomi AS dan Eropa pulih, Sunarsip menilai hal itu berarti sumber-sumber pertumbuhan Indonesia menjadi semakin luas. Tidak hanya berasal dari pasar Asia tetapi bertambah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. 

Di tengah perkiraan perekonomian global yang melambat pada 2023 serta penurunan harga komoditas di pasar global, BPS mencatat ekonomi Indonesia tumbuh konsisten di atas lima persen hingga kuartal II 2023. BPS mencatat ekonomi Indonesia kuartal II 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya tumbuh sebesar 5,17 persen. 

"Ini menandakan ketahanan dan prospek ekonomi Indonesia tetap baik," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers, Senin (7/8/2023).

Dia menjelaskan, sepanjang kuartal II 2023, kinerja ekonomi Indonesia didukung oleh peningkatan mobilitas masyarakat. Begitu juga dengan momen hari besar keagamaan yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat dan aktivitas produksi. 

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2023 terutama bersumber dari industri pengolahan, perdagangan, dan transportasi, dan pergudangan. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023 terutama bersumber dari konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto, dan konsumsi pemerintah. 

"Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,28 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,62 persen," jelas Edy. 

Dia menambahkan, ekonomi Indonesia semester I 2023 terhadap periode yang sam apada 2022 tumbuh sebesar 5,11 persen. Ekonomi Indonesia pada kuartal II dibandingkan kuartal sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,86 persen.

BPS mencatat, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku kuartal II 2023 mencapai Rp 5.226,7 triliun. Sementata itu, atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 3.075,7 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement