Rabu 09 Aug 2023 19:47 WIB

Jangkau 34 Provinsi, Program Kartu Prakerja Diikuti 706 Ribu Peserta

Mayoritas penerima kartu prakerja bekerja di sektor informal.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar kegiatan Sosialisasi Skema Normal Program Kartu Prakerja kepada perwakilan pemerintah daerah di DIY, Rabu (9/8/2023).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar kegiatan Sosialisasi Skema Normal Program Kartu Prakerja kepada perwakilan pemerintah daerah di DIY, Rabu (9/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tercatat, peserta Program Prakerja Skema Normal 2023 telah mencapai 706.206 orang penerima. Hal itu disampaikan Direktur Operasi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Hengki Sihombing, saat kegiatan Sosialisasi Skema Normal Program Kartu Prakerja kepada perwakilan pemerintah daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pada kegiatan yang digelar oleh Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ini, Hengki mengatakan penerima kartu prakerja sudah menjangkau sekitar 489 kabupaten/kota dalam empat bulan pelaksanaan Program Kartu Prakerja di tahun ini.

"Kita memulai dari gelombang 48-58 kita menetapkan sekitar 706.206 orang penerima. Sudah menjangkau di 34 provinsi," kata Hengki di Yogyakarta, Rabu (9/8/2023). Ia lantas merinci profil peserta Program Kartu Prakerja 2023.

Yakni, terdiri dari 61 persen menganggur sebelum mengikuti Program Kartu Prakerja. Sebanyak 68 persen berusia 13-35 tahun.

 

"Mereka ini adalah usia produktif. Sebanyak 86 persen berpendidikan SMA ke bawah, delapan persen pernah putus sekolah, 15 persen belum pernah bekerja," ujarnya. Kemudian mayoritas penerima kartu prakerja berada di sektor informal.

 

Sebanyak 60 persen penerima merupakan pegawai, buruh, karyawan lepas. Selain itu sebanyak 40 persen penerima yang telah bekerja merupakan wirausaha. "Wirausaha di sini mungkin mereka adalah usaha-usaha umkm kecil. 74 persen dari wirausaha adalah berwirausaha informal. Dari situ kelihatan 40 persen itu mereka yang memiliki UMKM kecil," ungkap dia.

 

Kemudian sebanyak 85 persen peserta belum pernah mengikuti pelatihan sebelumya. Sehingga ini sejalan dengan survei Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan angkatan kerja belum pernah mengikuti pelatihan sama sekali. "Sekitar 30 persen merupakan kepala rumah tangga, 65 persen dari pekerja yang merasa pekerjaan tidak sesuai dengan latar belakang," jelasnya.

 

Hengki mengatakan pendaftar Program Prakerja Skema Normal memang tidak sebanyak program Semi Bansos. Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk mendaftar Program Prakerja Skema Normal tersebut.

 

"Pekan lalu kita buka batch jadi Jumat besok kita akan buka batch lagi. Jam 12 siang setiap Jumat, itu pembukaannya dan ditutupnya hari Senin," kata Hengki.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement