REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS), pada Rabu (9/8/2023), mengatakan, lebih dari 460 perusahaan telah menyatakan minatnya untuk memenangkan pendanaan subsidi semikonduktor pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan daya saing negara itu terhadap China.
Gedung Putih menandai peringatan satu penandatanganan undang-undang "Chips for America" oleh Presiden Joe Biden yang memberikan subsidi sebesar 52,7 miliar dolar AS (sekutar Rp 780 triliun) untuk produksi semikonduktor, penelitian, dan pengembangan tenaga kerja AS.
"Kami akhirnya melakukan investasi yang sudah lama tertunda untuk keamanan ekonomi dan nasional kami," kata Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo kepada wartawan.
"Kita perlu bergerak cepat tetapi yang lebih penting kita melakukannya dengan benar," kata dia menambahkan seperti dimuat Reuters, Rabu (9/8/2023).
Seorang pejabat senior Departemen Perdagangan mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah bergerak cepat. "Kami sedang berdialog aktif dengan para peminat dan kami berharap akan mengumumkan kemajuan besar dalam beberapa bulan mendatang."
Undang-undang cip AS juga mencakup kredit pajak investasi 25 persen untuk membangun pabrik cip, yang diperkirakan bernilai 24 miliar dolar AS.
Kemarin, CEO Intel Pat Gelsinger mengatakan, pemerintah di seluruh dunia bekerja dengan kecepatan luar biasa untuk merevitalisasi manufaktur semikonduktor serta memastikan rantai pasokan yang kuat dan tangguh. "Di AS, kemajuan itu tidak dapat disangkal," kata Gelsinger.
Departemen Perdagangan AS menghabiskan waktu tahun lalu membangun tim yang terdiri dari lebih dari 140 orang dan menulis aturan untuk menerima dan menilai pengajuan pendaaan subsidi pengembangan cip itu.
Departemen juga berusaha untuk memastikan China tidak akan mendapatkan keuntungan dari pendanaan AS.