Kamis 10 Aug 2023 18:25 WIB

Netizen Buka Petisi Tolak Pengkultusan Kelompok Sesat SIHULK Di Swedia 

Pemimpin SIHULK jadi buronan pemerintah Malaysia,

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Aliran sesat (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Aliran sesat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah petisi bertajuk "Hapus pengkultusan  SIHULK dari Selandia Baru" dibuka netizen dilaman change.org sejak Seni. (7/08/2023). Petisi ini bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat agar menentang pengkultusan terhadap SIHULK yakni sekelompok orang Malaysia yang memasuki Selandia Baru yang dianggap sesat karena telah menyimpang dari ajaran Islam namun pengikutnya berpura-pura sebagai Muslim. 

Pemimpin sekte SIHULK Suhaini Muhammad dicari oleh otoritas Malaysia karena ajaran sesat yang bertentangan dengan Islam. Klaimnya menghasut dan dirancang untuk memicu reaksi dari umat Islam. Misalnya, dia mengklaim bahwa Nabi Muhammad adalah Tuhan, yang bertentangan dengan rukun iman dalam Islam. Suhani juga mengklaim bahwa nabi tidak memiliki alat kelamin dan tidak pernah memiliki anak.

Baca Juga

Pada tahun 2021, dia telah membuat laporan polisi di Malaysia yang mencabut klaim tersebut dan memerintahkan agar pengikutnya kembali ke ajaran Islam yang asli. Namun dalam postingan media sosialnya baru-baru ini, dia menyangkal bahwa ada Tuhan menurut Islam dan mengutuk semua Muslim serta menyebut sebagai Munafik (pengikut Islam palsu).

Posting Suhaini baru-baru ini membanggakan bahwa dia telah membawa 150 pengikut ke Selandia Baru melalui berbagai macam visa seperti visa pelajar, pariwisata, kerja dan perjalanan. 

Anggota masyarakat melaporkan bahwa Suhaini berencana mencari suaka politik, dengan alasan penganiayaan agama jika dia kembali ke Malaysia. Suhaini telah mengajukan permohonan untuk membentuk badan amal di Selandia Baru.  

Kelompok ini berbahaya karena menggunakan kata-kata yang terkait dengan ideologi ekstrim. Dalam permohonannya untuk piagam NZ dari akta perwalian, Suhaini telah menggunakan terminologi "supremasi", "dunia baru", dan "pemimpin tertinggi". 

Sementara piagamnya juga mengklaim memahami keragaman, kedamaian dan kasih sayang, halaman profil kultusnya menggambarkan fase perkembangan dalam bahasa aslinya (Melayu) yang mencakup pekerjaan "rahasia" dan "penghancuran musuh".

Grup SIHULK juga diketahui menjual minuman yang diklaim sebagai obat ajaib, tetapi sertifikasi halal mereka dicabut karena tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh Departemen Agama Islam Johor (JAINJ). 

Dalam video yang dibagikan, pemimpin sekte itu menjelaskan langkah-langkah penggunaan minuman SIHULK yang melibatkan praktik sihir seperti penggunaan darah dan panggilan untuk makhluk gaib. Suhaini telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan SIHULK Trust dan mungkin berencana untuk menjual minumannya di sini.

Seorang pendukung kuat SIHULK, Juliana Yasmine JKelk, mengklaim bahwa dia menggunakan kerabat suaminya yang kiwi di Interpol yang menunjukkan bahwa kelompok radikal ini beroperasi di bawah radar pengawasan.

Kelompok ini dinilai para pembuat petisi di Change.org berbahaya dan memanfaatkan sistem Selandia Baru untuk mendapatkan status suaka. Mereka memahami bahwa Selandia Baru adalah negara yang sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan berharap mendapatkan tempat tinggal jika mereka mengklaim membutuhkan perlindungan dari penganiayaan.

Malaysia tidak membeda-bedakan agama apapun. Suhaini dicari karena bukti radikalisme yang bisa memprovokasi dan menyulut kekerasan. 

Para pembuat petisi di Change.org menyarankan bahwa permintaan apa pun dari siapa pun yang menyatakan penganiayaan agama di Malaysia tidak boleh dianggap sebagai kasus asli suaka di Selandia Baru. 

"Karena kami tidak tahu siapa pengikut Sihulk, kami mengandalkan halaman Facebook bernama Bahtera SIHULK  https://www.facebook.com/groups/1877548359272887 untuk foto para pengikut. Kami juga prihatin bahwa para pengikut dipekerjakan sebagai penyembelih Halal yang Akidahnya (pemahaman iman) dipertanyakan. Produk tidak lagi halal bagi Muslim Selandia Baru. Sayangnya hal itu juga akan mempengaruhi industri ekspor daging Selandia Baru," dalam keterangan di petisi itu. 

Hingga Kamis (10/08/2023) petisi itu telah ditandatangani sekitar 1596 orang dari target sebanyak 2500 orang. 

"Jika orang-orang ini diterima sebagai pencari suaka di Aotearoa Selandia Baru, kami khawatir hal ini akan menimbulkan banyak gesekan, perselisihan, keresahan multikultural, dan konflik di kalangan komunitas Muslim yang lebih luas. Karena postingan yang dibuat oleh SIHULK di Facebook semakin menyinggung umat Islam, kami melihat ini sebagai bagian dari strategi mereka untuk memprovokasi umat Islam untuk membuktikan bahwa nyawa mereka terancam.

Kami harus mengungkap para pencari suaka palsu ini dan meminta Imigrasi NZ dan pemerintah Selandia Baru untuk menghentikan kegiatan kelompok ini karena mereka merupakan ancaman nyata bagi keamanan internal Selandia Baru," tambah Kelompok pembuat petisi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement